"Pasien Covid-19 Jangan Coba-coba Obat Sembarangan"

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 30 Jul 2021 21:27 WIB

"Pasien Covid-19 Jangan Coba-coba Obat Sembarangan"

i

Diskusi daring Forum Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Tingginya kasus Covid-19 di Jatim menjadi perhatian khusus. Terutama masih banyak pasien yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Selain itu juga adanya telemedicine, menjadi perhatian agar masyarakat tidak sembarangan coba-coba mengkonsumsi obat yang diklaim sebagai obat virus Corona.

dr Joni dalam diskusi daring Forum Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair, menyarankan setiap dokter agar memberikan obat bagi pasien yang isolasi mandiri yang sesuai dengan gejala yang dialami pasien.

Baca Juga: Empat Kampus di Surabaya, ikut Bergolak

"Ini yang menjadi usulan, treatment dari Covid-19 ini perlu ketegasan, karena isu di luar itu sangat mempengaruhi kawan-kawan dokter penanggung jawab pasien. Seperti obat-obat yang belum masuk standar, pun yang sudah masuk standar tapi trial, itu masyarakat sudah tahu," kata Joni.

Untuk itu, bagi dokter, lanjut Joni, harus secara ketat mengawasi pemakaian obat-obatan tertentu. yang belum masuk standar tersebut. Hanya saja, Joni menyayangkan sejumlah keluarga pasien yang mendesak RS untuk memberikan obat-obatan tertentu. Padahal, pemberian obat harus sesuai dengan indikasi yang tepat.

Baca Juga: Aksi Ksatria Muda Airlangga, Tandingan UNAIR Memanggil?

"Pemakaian obat tertentu harus dengan ketepatan indikasi yang akurat, tetapi masyarakat begitu ada keluarganya yang masuk RS, sudah ingin mendapat obat seperti itu bahkan mendesak RS melakukan treatment yang belum merupakan standar atau treatment yang perlu penanganan khusus," ungkap Joni.

Joni menambahkan, pihaknya juga selalu berhati-hati dalam menggunakan antivirus. Karena, sejumlah antivirus bisa mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Selain itu, Joni juga menemukan sejumlah pasien yang sudah menggunakan antivirus, padahal belum mendapat rekomendasi dokter. Joni menyayangkan hal ini karena beberapa pasien menjadi resisten atau kebal pada antivirus.

Baca Juga: Keresahan atas Pelaksanaan Pilpres 2024, Dirasakan juga oleh Puluhan Dosen Unair dan Unesa

"Pemakaian antivirus hati-hati betul. Karena kita tahu dari hasil evaluasi kami, semua antivirus hepatotoksik, frenotoksik, makanya kami terus pantau fungsi organ yang menjadi target dari treatment itu," jelasnya. ang/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU