Penyetan Manuk Londo Rest Area, Dijamin Gurih dan Kaya Gizi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Agu 2021 13:45 WIB

Penyetan Manuk Londo Rest Area, Dijamin Gurih dan Kaya Gizi

i

Yuk Nur saat memamerkan malon ungkep yang akan digorengnya. SP/Dwy Agus Susanti

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Kuliner Penyetan Malon (Manuk Londo) mungkin tak setenar penyetan ayam, bebek dan puyuh. Sebab, penyetan burung sejenis puyuh ini tak begitu banyak ditemukan di kuliner-kuliner pinggir jalan maupun rumah makan.

Kini kuliner burung yang dikenal dengan nama asli French Quail ini bisa ditemukan di Mojokerto. Tepatnya di sentra kuliner Rest Area Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Baca Juga: Bangunan Bekas Bengkel di Mojokerto Dilalap si Jago Merah, 3 Unit PMK Diterjunkan

Ditangan Nurhayati (40), warga Lingkungan Gunung Anyar, Kelurahan Gunung Gedangan, burung blesteran hasil persilangan antara puyuh lokal dengan puyuh yang berasal dari Perancis ini disulap menjadi menu yang menggugah selera.

"Disini pembeli bisa memilih menu sesuai selera, diantaranya nasi penyet malon ungkep, goreng dan bakar," ujar ibu tiga anak ini.

Yuk Nur menyebut, selain disanding dengan lalapan timun, gubis, selada, tomat dan kemangi, nasi penyet malon di warung miliknya juga dilengkapi sambal varian rasa. Diantaranya sambal merah, sambal hijau dan sambal uleg mentah.

"Kalau menu nasi penyet malon goreng sambal yang dipakai adalah sambal hijau, kalau malon bakar sambalnya sambal merah dan kalau malon ungkep sambalnya sesuai selera pembeli tapi biasanya sambal mentah," jelasnya.

Dalam sehari, istri Sentot Soeharsono ini mengaku bisa menghabiskan puluhan ekor manuk londo. Dan ia mendapatkan burung itu langsung dari distributor malon langganannya di Jogjakarta.

"Kalau hari sabtu dan minggu bisa habis 80 ekor, tapi kalau hari biasa cuma laku sekitar 30 hingga 40 ekor malon," cetusnya.

Baca Juga: Gagal Curi Motor, Dua Pemuda di Kota Mojokerto Diringkus Warga saat Sembunyi dari Kejaran Polisi

Masih kata Yuk Nur, burung malon dagangannya dijual dengan harga murah meriah. Satu porsi nasi malon lengkap dengan sambal dan lalapnya hanya dijual seharga Rp. 15 ribu per porsinya

"Kalau yang goreng seporsi saya jual Rp. 14 ribu, kalau yang bakar saya jual Rp. 15 ribu per porsi sedangkan yang ungkep tanpa nasi saya jual Rp. 10 ribu per ekor. Dan biasanya yang ungkep saya jual per pak isi lima seharga Rp. 50 ribu," pungkasnya.

Terpisah, Cak Sentot, suami Ibu Nurhayati mengatakan sejatinya ia dan istrinya sudah menekuni usaha kuliner sejak 4 tahun lalu. Tapi waktu itu hanya jualan nasi ayam goreng dan nasi bebek goreng sambal ijo.

"Dulu sebelum ada rest area, saya jualannya di jalan raya bypass gunung gedangan, kini lantaran sudah pindah disini, yang warung bypass saya bongkar," ujarnya

Baca Juga: Ratusan WBP Lapas Mojokerto Terima Remisi Khusus Idul Fitri

Sopir mobil angkut barang luar kota ini menyebut lebih hoki jualan penyetan malon. Ini lantaran penjual kuliner jenis ini belum ada di Kota Mojokerto.

"Kalau di Kota Mojokerto ya saya ini yang ngawiti, sekarang mulai ada yang ikutan jualan tapi gak banyak dan itupun jualnya di online," jelasnya.

Pria kelahiran tahun 78 ini menambahkan, terdapat manfaat kesehatan yang luar biasa jika mengkonsumsi burung malon. Ini sesuai hasil studi pangan dan gizi dari universitas Gajah Mada Jogjakarta, tempat asal pembudidayaan burung malon.

"Malon memiliki kandungan lemak dan kolesterol jauh lebih rendah ketimbang burung puyuh biasa, ayam dan bebek. Sehingga pembeli tak perlu khawatir kena kolestrol jika mengkonsumsinya," pungkasnya. Dwy

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU