PNS yang Eksis Geluti Bisnis Keripik Tempe

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 25 Agu 2021 09:03 WIB

PNS yang Eksis Geluti Bisnis Keripik Tempe

i

Adi Santosa dengan hasil budidaya sayuran hidroponiknya. SP/ NGK

SURABAYAPAGI.com, Nganjuk - Adi Santosa yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) juga eksis memproduksi jajanan khas Trenggalek. Dan, omzetnya menembus Rp 70 juta per bulan. Beberapa kali gagal dan sempat gulung tikar. Namun, sejatinya pedagang memiliki jiwa yang ulet, sehingga mencoba terus bangkit di tengah keterpurukannya. 

Keterpurukan Adi itu terjadi sebelum memasuki 2017 lalu. Dia ingat, sudah empat kali gagal mengembangkan usaha. Dimulai dari ternak sampai jualan keripik tempe kotak. Melalui kegagalan itu Adi bisa mengoreksi langkah-langkah yang seharusnya diambil sebagai pengusaha.

Baca Juga: Banyuwangi Jadi Pilot Project Pengembangan UMKM Secara Nasional

Utamanya, mencari kualitas dan mencari pasar. Adi mengaku, era kini dimudahkan dengan teknologi, sehingga orang bisa mempelajari sesuatu secara otodidak.  

Cara itu Adi terapkan saat membuat jajanan khas keripik tempe sagu, kue matahari, keripik ceker, dan keripik usus. Bermodal nonton YouTube, Adi belajar cara meracik bumbu-bumbu agar menciptakan rasa yang pas.

Butuh dua bulan lamanya sampai berhasil menemukan rasa yang layak jual. "Untuk keripik tempe sagu, rasanya original, rasa bawang. Tapi kadang juga tergantung permintaan konsumen," ujar ayah dua putra itu.

Baca Juga: Pj Wali Kota Ali Kuncoro Komitmen Lindungi Wirausaha Rentan Melalui DBHCHT

Untuk saat ini, Adi mengaku lebih banyak berfokus pada produksi. Jajanan yang ia buat dipasarkan lewat reseller atau distributor. Dari mereka, jajanan baru diedarkan ke beberapa daerah di Jawa Timur dan sekitarnya.

“Selain reseller, kami mengirim juga ke pusat oleh-oleh yang ada di Kabupaten Trenggalek. Lainnya, kami juga mengirim ke grosiran di pasar,” sambung Adi.

Jajanan buatan Adi dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Untuk tempe sagu dijual seharga Rp 18 ribu dalam kemasan 500 gram.

Baca Juga: Dukung UKM Lokal, UNIQLO Hadir di Unimas District

Sementara keripik usus dijual seharga Rp 15 ribu per kemasan ukuran 250 gram dan keripik ceker dijual Rp 18 ribu per kemasan 100 gram. Omzet perbulannya pun mencapai 65 - 70 juta per bulan.

Tak dimungkirinya, pandemi membuat produksinya turun. Otomatis, kebutuhan tenaga kerja juga berkurang. Adi pun berharap agar pandemi cepat usai, sehingga dapat menyerap tenaga kerja hingga 14 orang seperti saat sebelum pandemi. Dsy2

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU