Sri Mulyani Sebut Orang Miskin RI Habiskan Rp 246.382/Bulan untuk Rokok

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Des 2022 14:41 WIB

Sri Mulyani Sebut Orang Miskin RI Habiskan Rp 246.382/Bulan untuk Rokok

i

Foto Ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta  - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa rokok adalah komponen pengeluaran terbesar bagi rumah tangga, baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Menurut Sri Mulyani, rokok masih menjadi penyumbang terbesar kedua kemiskinan, setelah beras.

"Ini menimbulkan suatu dilema mengenai bagaimana kita bisa memengaruhi konsumsi rumah tangga agar lebih memprioritaskan barang-barang yang memang lebih bergizi atau lebih dibutuhkan, terutama anak-anak, sehingga mereka bisa tumbuh menjadi sehat dan produktif, serta baik," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (12/12/2022).

Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok 10% Bakal Kerek Tingkat Inflasi yang Tinggi

Sri Mulyani menyebut, rata-rata rumah tangga miskin menghabiskan Rp 246.382 per bulan. Padahal, menurutnya, pengeluaran tersebut sebenarnya bisa dialihkan ke belanja yang lebih berguna dan prioritas.

"Seperti membeli bahan makanan, seperti tahu dan tempe, sehingga meningkatkan gizi rumah tangga miskin," ujarnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan Sri Mulyani mengutip riset Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), peningkatan pengeluaran rokok sebesar 1% akan meningkatkan kemungkinan rumah tangga menjadi miskin sebesar 6%.

Baca Juga: Cukai Hasil Tembakau Resmi Naik 10% per Januari 2024

Data Susenas BPS Maret 2022 menunjukkan, rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk rokok di perkotaan mencapai 12,21%, sementara di pedesaan 11,63%.

Sri Mulyani menerangkan, instrumen cukai menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menekan konsumsi rokok masyarakat.  Ia berharap konsumsi rokok dapat menurun dengan adanya instrument cukai. 

"Selain memang kami mengetahui ada faktor lain yang berkaitan dengan konsumsi rokok, seperti iklan dan promosi rokok, pendidikan, serta akses yang mudah membeli rokok eceran," tuturnya.

Baca Juga: Cak Imin Janjikan Akan Menekan Kenaikan Cukai Rokok Agar Buruh Kerja Linting Lebih Sejahtera

Menurut Sri Mulyani, harga rokok di Indonesia tergolong murah sebesar US$ 2,1 per bungkus. Angka itu  jauh di bawah rata-rata dunia US$ 4,1, terlebih lagi Australia yang memiliki harga rokok tertinggi US$ 21. 

Laporan Atlas Tembakau Indonesia 2020 menunjukkan semakin miskin masyarakat maka konsumsi rokok semakin tinggi.  Ini terbukti dari konsumsi rokok laki-laki tertinggi berada pada kalangan terbawah dengan persentase 82%.  Harga rokok memiliki kontribusi terhadap faktor kemiskinan 11.38% di pedesaan dan 12.22% di perkotaan. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU