Sutris Gencar Budidayakan Tanaman Porang di Pasar Ekspor

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Apr 2021 10:49 WIB

Sutris Gencar Budidayakan Tanaman Porang di Pasar Ekspor

i

Sutris menunjukkan tanaman porang budidayanya. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Sutris memanfaatkan lahan tidur untuk bercocok tanam porang lantaran selain perawatannya yang mudah kini peluang ekspor tanaman porang ini peluang besar di pasar ekspor. Selain porang, Sutris pun juga mengurus tanaman palawija di lahan Perhutani. Karena untuk memetik hasil porang, butuh kesabaran.

Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri itu punya peluang ekpor yang masih terbuka lebar. Tak heran, harganya merangkak naik dari tahun ke tahun. Bahkan, saat ini, kata Sutris, sudah di angka Rp 7.200 per kilogram (kg). "Info terakhir yang saya terima harganya Rp 7.200 per kg. Ini terbilang lumayan," jelasnya, Kamis (22/4/2021).

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Selain menanam di lahannya seluas setengah hektare, Sutris juga melakukan pembibitan sendiri di polybag di teras rumahnya. Sedangkan untuk bibit yang siap ditanam di tanah rata-rata berusia 4 bulan dihargai kisaran Rp 2.500 per polybag.

Tanaman porang dapat dipanen untuk kali pertama setelah tiga musim tanam. Satu musim tanam sekitar 6-7 bulan. Tak heran, petani harus sabar dan telaten untuk memetik hasilnya. "Kalau harganya segitu. Bahkan bisa lebih sampai Rp 10 ribu per kg lumayan menjanjikan," katanya.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Menurut Sutris kesulitan dalam perawatan tanaman porang ini hanya di pupuk. Karena belum ada pupuk yang cocok bagi tanaman porang tersebut, sebab kebanyakan beberapa bibit mati karena jamur.

Kegunaan porang ini macam-macam. Terutama untuk bahan produk kosmetik, bahan pengkilap cat maupun pelekat lem. Dan terakhir-terakhir ini untuk makanan dari umbi porang. "Permintaan ekspor besar. Kebutuhan paling banyak itu dari Tiongkok, Korea, Jepang, dan Australia. Biasanya untuk ekspor itu sudah bentuk tepung. Tentu harganya lebih mahal lagi,” katanya.

Baca Juga: Porang, Komoditas Andalan Masa Depan yang Digemari Pasar Ekspor

Sutris menambahkan, sebenarnya tanaman ini adalah tanaman yang ekonomis dan bisa meningkatkan perekonomian petani. Dia berharap pemerintah daerah memberikan support. Apalagi daerahnya sangat mendukung untuk budidaya. Dsy8

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU