Bulan Suro, Tempat Cuci Pusaka di Jombang Ramai Pelanggan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 22 Agu 2020 10:12 WIB

Bulan Suro, Tempat Cuci Pusaka di Jombang Ramai Pelanggan

i

Lapak pencucian pusaka milik Sudahri di Pasar Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Jombang. (SP/M. Yusuf)

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Saat memasuki bulan suro, bagi orang-orang yang memiliki pusaka kebanyakan mencuci pusakanya. Dan tentunya dalam mencuci pusakan (waringi, red), diserahkan kepada ahlinya.

Seperti halnya di Jombang, Jawa Timur. Tepatnya di Pasar Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung. Yang mana terdapat tempat yang biasanya untuk melakukan waringi yang hingga saat ini masih ramai dikunjungi.

Baca Juga: Komoditas Unggulan Vanili: Perawatan Mudah, Harga Jual Tinggi

Lapak barang antik milik Sudahri (51), merupakan satu-satunya jasa mencuci pusaka. Dalam sehari saja, jasa mencuci pusaka, Sudahri bisa mengerjakan 50 pusaka.

Di lapak milik Sudahri ini, terlihat ratusan pusaka berbagai jenis berjajar rapi. Mulai dari keris hingga tombak. Berbagai macam pusaka itu merupakan titipan orang yang sengaja untuk dicucikan.

"Di bulan suro ini, permintaan mencuci pusaka melonjak tajam. Sehari saja terima orderan hingga 50 buah pusaka. Padahal, di hari-hari biasanya permintaan yang datang hanya 10 buah pusaka saja," ujar Sudahri, Sabtu (22/8/2002).

Baca Juga: Upacara Hardiknas di Jombang, Belasan Peserta Bertumbangan: Kelamaan ‘Dijemur’

Sudahri mengungkapkan, pelanggan yang datang dari berbagai daerah. Mulai dari Jombang, Mojokerto hingga Surabaya. Hari ini saja, ia kedatangan kiriman 52 pusaka untuk dicuci.

"Proses pencucian pusaka cukup detil. Keris terlebih dahulu dibersihkan dengan air bersih. Kemudian, keris digosok dengan larutan dari sari jeruk nipis dengan dicampur sabun colek," ungkapnya.

Kemudian, papar Sudahri, keris direndam dengan air kelapa. Dan setelah itu kembali dibersihkan dengan air bersih. Setelah itu, keris baru dijemur untuk dikeringkan. Baru pada tahap akhir, keris akan diwaringi atau direndam dalam konsentrat cairan khusus yang sudah diracik dari jaman nenek moyang.

Baca Juga: Panen Raya Berakhir: Petani di Jombang Nangis, Harga Gabah Anjlok

"Tujuannya agar pamor (gambar) dan slorok (warna meteor) yang terdapat pada bilah pusaka muncul kontras dengan warna bilahnya. Dan juga agar tidak gampang karatan," paparnya.

Untuk harga, Sudahri mematok Rp 50-150 ribu saja untuk satu pusaka. Harga tersebut terbilang cukup murah. Bila dihitung rata-rata ongkos untuk satu keris Rp 50 ribu, maka sehari, Sudahri mengantongi Rp 2,5 juta.

"Dari Rp 50 hingga Rp 150 ribu, tergantung ukuran. Macem-macem tarifnya. Ini saja baru datang 52 buah pusaka yang harus segera dicuci," pungkasnya. suf

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU