Gelaran JCC 2023 Bukukan Transaksi Rp25,63 M

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Jul 2023 16:38 WIB

Gelaran JCC 2023 Bukukan Transaksi Rp25,63 M

i

Seremoni peresmian JCC 2023 di Jl. Tunjungan Surabaya, Minggu (9/7/2023). Foto: BI Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Event Java Coffee Culture (JCC) yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) berlangsung sukses. Acara yang digelar tiga hari mulai Jumat (7/7/2023) hingga Minggu (10/7/2023) itu untuk mengangkat kopi sebagai komoditas unggulan.

Kesuksesan acara ini tercermin dari realisasi transaksi yang berhasil dibukukan sebesar Rp 25,63 miliar. Capaian tersebut melampaui target transaksi sebesar Rp18 miliar.

Baca Juga: Jokowi: Tumbuhkan Optimisme di Tengah Resesi Global

Dalam sambutannya, Deputi Gubenur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengapresiasi kesuksesan dari pelaksanaan JCC 2023, yang juga bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Selain dari nilai transaksi yang dihasilkan, kesuksesan acara ini juga ditunjukkan dengan antuasiame peserta dalam rangkaian kegiatan JCC serta Festival Peneleh yang digelar pada 5- 9 Juli 2023. Hingga 9 Juli 2023 pukul 12.00 WIB, total pengunjung JCC dan Festival Peneleh mencapai lebih dari 6.000 orang.

Selain itu, peserta dalam talkshow tercatat sebanyak 1.447 orang dan terdapat 32 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengikuti workshop. Sementara UMKM yang berpartisipasi dalam kegiatan Showcase UMKM sebanyak 41 UMKM baik UMKM binaan BI maupun UMKM Mitra BI.

JCC juga menghadirkan 46 jenis kopi terbaik dan 54 eksportir, pemilik kafe kopi dan asosiasi pada kegiatan Business Matching. Tercatat terjadi 9 diskusi bilateral Business Matching antar pelaku usaha dengan kesepakatan potensi dagang mencapai 584 ton senilai Rp 25,63 miliar.

“JCC dan Festival Peneleh ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang mendukung program GBBI dan GBWI sekaligus Road to Karya Kreatif Indonesia 2023,” kata Filianingsih pada puncak acara Semarak JCC & Festival Peneleh yang digelar di sepanjang Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu (9/7/2023).

Filianingsih mengatakan, potensi pengembangan kopi di Jawa masih terbuka lebar. Produksi kopi di Jawa pada tahun 2022 sebesar 99 ribu ton. Secara spesial, produksi kopi produksi kopi tersebar di wilayah Jawa yang utamanya didominasi dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Walaupun hanya memproduksi 12 persen dari total produksi kopi nasional, ekspor kopi di Jawa menguasai hingga hampir 44 persen ekspor Indonesia,” ujarnya.

Maka dari itu, BI menyelenggarakan JCC ini untuk mendorong kopi jawa lebih maju lagi.

Baca Juga: Hippindo Ingatkan BI, Dampak Kenaikan Suku Bunga

Ia mengungkapkan, ekspor kopi not roasted (biji kopi) di Jawa masih cukup tinggi, yakni mencapai 28 persen dibandingkan kopi roasted dan ekstrak kopi. Sehingga masih ada ruang untuk hilirisasi komoditas kopi olahan di Jawa.

Komoditas kopi roasted di Jawa masih didominasi Jawa Timur, dan komoditas ekstrak kopi di Jawa didominasi oleh Banten. Sementara ekspor olahan kopi mayoritas diekspor ke Filipina.

“Untuk ekspor biji kopi (not roasted) di wilayah Jawa, periode Januari-April 2023 didominasi Jawa Timur dengan pangsa pasar 86 persen dengan Mesir, Jepang dan Italia sebagai mitra dagang utama,” jelasnya.

Sedangkan ekspor kopi roasted di wilayah Jawa, didominasi ekspor dari Jawa Timur (85 persen). Dan ekspor ekstrak kopi didominasi Banten (87 persen). Filipina jadi mitra dagang utama ekspor olahan kopi.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jatim, Doddy Zulverdi menjelaskan, capaian transaksi yang cukup tinggi melebihi target tersebut didukung oleh sejumlah faktor. Salah satunya karena komoditas kopi yang masuk dalam business matching merupakan kopi pilihan yang melalui kurasi oleh ahli kopi.

Baca Juga: BI Prediksi KPR Tetap Tumbuh Tinggi

"Kami sudah dipilih dan dikurasi oleh ahli kopi. Mulai dari aspek bahan baku, pengolahan sampai hasil akhirnya sudah diuji,” ujar Doddy.

Selain itu, lanjutnya, pembeli yang datang umumnya juga sudah mengetahui karakteristik dan kualitas masing-masing kopi. Beberapa produk yang dijual memang sudah punya nama, sehingga begitu dipasarkan, permintaannya langsung tinggi.

Kemudian, buyer yang datang dalam business matching sebagian besar adalah aggregator untuk ekspor. Bahkan lebih dari 70 persen transaksi dalam business matching bertujuan ekspor. Negara tujuan ekspor mayoritas ke Jepang, Mesir dan Eropa. 

“Rata-rata kopi yang mengikuti kegiatan business matching berasal dari Jawa, tetapi dalam kegiatan festival JCC di Jalan Tunjungan juga ditampilkan kopi-kopi dari daerah lain seperti Papua, Aceh dan lainnya,” tutupnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU