Judi Online Serang Pejabat-DPR, Pengaruh FOMO

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 28 Jun 2024 20:24 WIB

Judi Online Serang Pejabat-DPR, Pengaruh FOMO

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkap lebih dari 1.000 anggota DPR dan DPRD bermain judi online. Ia menyebut ada 63 ribu transaksi dari ribuan anggota dewan itu.

Juga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, sampai terperangah. Ini setelah ia memperoleh informasi ada kepala daerah yang ternyata bermain judi online.

Baca Juga: Si Tamak SYL, Ngaku Bukan Bapak yang Baik

Ternyata, sekelas pejabat negara pun dilaporkan turut bermain judi online.

Contohnya, seperti yang disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi.

Dia mengakui bahwa ada anak buahnya yang turut bermain judi online.

Budi Arie juga beberkan sejumlah wartawan yang bermain judi online mencapai 164 orang.

Terpisah, Menkopolhukam, Hadi Tjahjanto menyebut jumlah transaksi yang dilakukan oleh 164 wartawan menembus Rp 1,4 miliar dari 6.899 transaksi.

Bahkan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengungkap hampir seluruh provinsi telah terpapar judi online.

Ia temukan banyak provinsi di Indonesia di mana ditemukan masyarakatnya bermain judi online.

Fenomena apa sekelas pejabat negara, wakil rakyat, ASN sampai wartawan dilaporkan turut bermain judi online.

 

***

 

Pengamat isu cyberpsychology Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Aransha Karnilla Nadia Putri, S.Psi., M.Sc., memberikan tanggapan.

Baca Juga: Khofifah-Anies Sama-sama Petahana, Beda Gorengannya

Ia mengatakan, keterlibatan seseorang dengan profesi apa pun terkait pada judi online sangat erat kaitannya dengan salah satu cabang dari psikologi sosial, yakni cyberpsychology.

Ia menyoroti perilaku di dunia digital. Dikatakan, penyebab utama hadirnya fenomena itu adalah berbagai perilaku 'khas' masyarakat Indonesia yang seolah memberikan ruang terbuka untuk hal ini masuk, hingga akhirnya terjebak dan sulit untuk menghentikannya. Ia melihat masyarakat suka sekali dengan fear of missing out (FOMO). Fenomena suka ikut-ikutan tapi tidak tahu apa urgensi dan dampaknya.

Sederhananya, arti kata Fomo dalam bahasa gaul adalah takut ketinggalan zaman atau kekhawatiran tidak mengikuti tren yang sedang ramai di medsos maupun masyarakat. Menilik sejarahnya, Fomo ini mulai digunakan pada 2004.

Konon Fomo seringkali digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang sedang trending atau populer di masyarakat. Fomo juga digunakan untuk menggambarkan para selebgram, seleb internet dan juga sosialita yang selalu mengikuti perkembangan tren kekinian.

kata Fomo dalam bahasa gaul. Ini sebuah istilah gaul baru yang sering digunakan oleh netizen di berbagai platform media sosial (medsos) seperti Instagram, TikTok, X atau Twitter, dan juga dalam kehidupan sehari-hari.

Fomo seringkali digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang sedang trending atau populer di masyarakat. Fomo juga digunakan untuk menggambarkan para selebgram, seleb internet dan juga sosialita yang selalu mengikuti perkembangan tren kekinian.

Lantas, apa sesungguhnya arti kata Fomo dalam bahasa gaul itu?

Baca Juga: Sanksi Hakim Tipikor yang Keluar Lewati Pagar

Mengutip dari kamus Merriam Webster, Fomo merupakan kependekan dari fear of missing out. Fomo juga termasuk kata informal yang memiliki arti ketakutan atau kekhawatiran tidak dilibatkan dalam sesuatu seperti aktivitas menarik atau menyenangkan yang dialami orang lain.

Sementara mengutip Cambridge Dictionary, Fomo atau fear of missing out merupakan perasaan khawatir akan melewatkan acara menarik yang akan dihadiri orang lain, terutama yang disebabkan oleh hal-hal yang dilihat di media sosial.

Dikutip dari Indonesian Healthcare Corporation (IHC) FOMO, bisa berdampak buruk pada kemampuan bersosialisasi. Pasalnya, FOMO dapat merembet pada social anxiety alias kecemasan sosial. Hal ini bisa terjadi jika kita mulai merasa takut di-judge karena tidak mengikuti tren atau informasi terbaru.

FOMO merupakan fenomena yang umum di era digital, namun perlu dibedakan dengan gangguan kesehatan mental.

Jika mengalami FOMO yang parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

FOMO bisa berdampak buruk pada kemampuan bersosialisasi. Pasalnya, FOMO dapat merembet pada social anxiety alias kecemasan sosial. Nah, jangan latah, kata orang jawa . Latah, reaksi berlebihan yang terjadi ketika seseorang terkejut. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU