SURABAYAPAGI.com, Surabaya – Hubungan erat antara Indonesia dan Timor-Leste terus menunjukkan hasil positif, salah satunya di bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat.
Salah satu contohnya adalah partisipasi aktif Ribeilizho Carrol Lay Gloria Guterres, atau yang akrab disapa Larry, mahasiswa semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK UNUSA).
Baca Juga: Pemkot Surabaya akan Ajukan Pinjaman hingga Rp5,6 Triliun untuk Pembangunan Infrastruktur 2025
Larry, yang berasal dari Timor-Leste, memilih UNUSA dengan tujuan mulia. "Saya berusaha keras agar diterima kuliah di FK UNUSA karena kebutuhan tinggi akan dokter di tempat saya berasal," kata Larry, Senin (23/12/2024).
Sebagai mahasiswa, Larry tidak hanya aktif belajar, tetapi juga terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat.
Tahun ini, Larry dan mahasiswa lintas program studi seperti Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Manajemen, dan Sistem Informasi, bersatu dalam program pemberdayaan akselerasi digital bisnis kuliner untuk Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Larry mengakui sempat skeptis tentang kemampuan ODGJ dalam program ini. "Awalnya, saya ragu apa ODGJ bisa dilatih memasak. Tapi setelah melihat hasilnya, saya yakin pemberdayaan yang baik bisa melawan stigma," ungkap Larry.
Pengalaman ini memberikan inspirasi bagi Larry untuk mengembangkan metode kreatif dalam membantu pasien saat kembali ke Timor-Leste. “Saya akan membawa semangat ini untuk mengabdi sebagai dokter di tanah kelahiran saya,” tambahnya.
Program ini juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Dimas Indrajati (S1 Manajemen) dan Devi Nadya (S1 Sistem Informasi). Keduanya bertugas mengembangkan sistem administrasi dan keuangan digital sederhana untuk dilatihkan kepada ODGJ.
Baca Juga: Komisi C DPRD Surabaya Usulkan Pemkot Miliki Alat Penyedot Sedimen di Saluran
"Awalnya kami tidak menyangka bisa mengajarkan hal ini kepada ODGJ, tapi ternyata mereka mampu memahami dan menerapkannya," papar Dimas.
Ketua Tim Pemberdayaan Industri Rumah Tangga-Usaha Mikro (P.IRT-UM) UNUSA, Nuzulul Fatimah, menambahkan bahwa program ini dirancang dengan hati-hati.
"Kami harus memastikan kesiapan ODGJ sebelum mereka mengikuti program ini hingga tuntas,” ujarnya.
Program pemberdayaan yang berjalan dari Oktober hingga Desember ini melibatkan 40-an peserta, termasuk ODGJ, keluarga mereka, kader kesehatan, dokter, dan perawat komunitas.
Baca Juga: Dorong Kesejahteraan Petani, Bulog Jatim Siap Serap Gabah dan Beras dengan HPP Baru
Program ini didukung penuh oleh dana hibah dari Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen DIKTI).
“Kepercayaan ini semakin memperkuat posisi UNUSA dalam klasterisasi mandiri berdasarkan pengelolaan penelitian dan pengabdian masyarakat. Ini menjadi bukti bahwa niat baik mampu menghasilkan manfaat besar bagi masyarakat,” tutup Nuzulul Fatimah.
Dengan semangat kolaborasi dan pengabdian, program ini tidak hanya membuka peluang bagi ODGJ, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk terus berkontribusi bagi masyarakat, baik di Indonesia maupun Timor-Leste. lni
Editor : Desy Ayu