OJK: Banyak Masyarakat Belum Paham Produk dan Jasa Keuangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 23 Okt 2022 15:59 WIB

OJK: Banyak Masyarakat Belum Paham Produk dan Jasa Keuangan

i

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) .

SURABAYAPAGI.COM, Yogyakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa ada ketidakseimbangan yang cukup besar antara pemakaian dan pemahaman produk jasa keuangan di kalangan masyarakat.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengatakan pemakaian produk keuangan (inklusi) masyarakat telah mencapai 76% namun literasinya cukup rendah yakni di level 38%.

Baca Juga: Data OJK: Kalangan Milenial dan Gen Z Lebih Banyak Terjerat Pinjol dan Investasi Bodong

Maka dari itu, pihaknya memastikan bakal menggencarkan edukasi ke masyarakat mengenai literasi dan inklusi keuangan dengan maksimal.

“Kita ingin meningkatkan indeks literasi dan inklusi masyarakat kita. Sekarang literasi kita sekitar 38 persen, inklusi di Indonesia 76 persen,”  kata Friderica dalam Press Tour OJK di Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022).

Friderica menjelaskan literasi keuangan adalah pemahaman masyarakat terhadap akses dan produk jasa keuangan. Sedangkan inklusi merupakan masyarakat yang sudah menggunakan produk dan jasa keuangan.

"Kok tinggi inklusinya daripada literasinya, berarti banyak orang yang menggunakan produk dan jasa keuangan tapi belum paham, ini banyak sekali, pakai tapi gak paham," tuturnya.

Baca Juga: OJK Terapkan Sistem 'Reward and Punishment', Genjot Net Zero Emission 2060

Ia juga menerangkan, meskipun RI menyandang predikat sebagai negara Islam terbesar dunia, literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia juga terbilang rendah .

“Keuangan syariah lebih rendah lagi dibanding yang umum yaitu literasi sekitar 8 persen, inklusinya 9 persen, masih kecil banget,” ujarnya,

Saat ini OJK terus memacu edukasi keuangan baik konvensional dan syariah secara berkelanjutan. Perempuan yang akrab disapa Kiki itu menekankan perlu adanya kerja sama semua pihak terkait.

Baca Juga: Nunggak 2 Angsuran, Mobil Pajero di Kediri Dijabel Kolektor MAF

Kiki mengatakan pihaknya akan terus menggandeng seluruh stakeholders terkait dan pelaku jasa keuangan untuk menyebarluaskan pengetahuan ke publik mengingat perkembangan teknologi telah membuka akses yang cukup luas terhadap aneka informasi. Sehingga, semakin banyak masyarakat yang banyak menggunakan dan paham terkait produk dan jasa keuangan.

“Jadi orang pakai produk keuangan harus paham juga. Dan angkanya sesuai target Bapak Presiden RI insyaallah kita bisa mencapai inklusi keuangan di tahun 2024 sebesar 90 persen,” pungkasnya. yg

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU