OJK Jatim: Kinerja Fintech Diprediksi Tumbuh 11-15 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 28 Feb 2023 10:13 WIB

OJK Jatim: Kinerja Fintech Diprediksi Tumbuh 11-15 Persen

i

Kepala OJK Regional 4 Jatim Bambang Mukti Riyadi.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur (Jatim) berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat. Hal tersebut seiring dengan tingginya pertumbuhan dana dan pinjaman melalui layanan financial technology (fintech) yang mencapai 84,62 persen (yoy) pada Desember 2022.

Kepala OJK Regional 4 Jatim Bambang Mukti Riyadi mengungkapkan bahwa peningkatan pemanfaatan fintech terjadi seiring dengan penggunaan smartphone semakin meningkat, termasuk digitalisasi keuangan yang juga terus berkembang di berbagai lapisan masyarakat.

Baca Juga: Data OJK: Kalangan Milenial dan Gen Z Lebih Banyak Terjerat Pinjol dan Investasi Bodong

“Fintech termasuk pinjaman online (pinjol) di dalamnya dengan karakteristik suku bunga tinggi dan pemanfaatnya yang juga tinggi, perlu ada kesadaran dari masyarakat. Sebab dengan karakteristik tadi akan memberatkan jika penggunaannya kurang tepat,” kata Bambang, Senin (27/2/2023).

Menurutnya, sektor jasa keuangan memang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dari waktu ke waktu. Kendati demikian, bukan berarti dinamika yang ada terabaikan. Ia menyebut digitalisasi keuangan menjadi tantangan baru yang butuh tingkat literasi yang tinggi.

“Kita punya tantangan baru penerapan digitalisasi, jadi sangat butuh tingkat literasi yang lebh tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, OJK pun memprediksi kinerja fintech akan tumbuh sekitar 11 persen - 15 persen tahun ini sejalan dengan semakin luasnya jangkauan layanan dari berbagai skema dan aplikasi.

“Kami prediksi kinerja fintech tahun ini tumbuh sekitar 11 sampai 15 persen. Sejalan dengan semakin luasnya jangkauan layanan dari berbagai skema dan aplikasi yang bisa diakses secara digital melalui smartphone dan jenis gadget lain," tuturnya.

Baca Juga: OJK Terapkan Sistem 'Reward and Punishment', Genjot Net Zero Emission 2060

Bambang memperkirakan akan ada model kerja sama yang fleksible seperti perusahaan fintech dengan perbankan atau dengan PNM bahkan dengan Pegadaian untuk memperluas daya jangkau masyarakat.

“Ke depan tidak terpisahkan lagi bahwa akan ada model kerja sama yang fleksible seperti perusahaan fintech dengan perbankan, atau dengan PNM bahkan dengan pegadaian untuk memperluas daya jangkau masyarakat, terutama di beberapa kelompok masyarakat seperti pesantren bahkan daerah 3T,” ucapnya.

Sebagai informasi, OJK mencatat kinerja fintech Peer to Peer Lending (P2P Lending) terus mengalami peningkatan dari bulan ke bulan selama kuartal IV/2022. Pada Desember 2022 saja tercatat akumulasi dana dari lender sebesar Rp13,6 triliun atau tumbuh 57,58 persen (yoy) dan pinjaman borrower Rp64,4 triliun tumbuh 84,62 (yoy).

Baca Juga: Nunggak 2 Angsuran, Mobil Pajero di Kediri Dijabel Kolektor MAF

Sementara akumulasi transaksi pada Desember 2022, dari lender Rp2,1 miliar tumbuh 17,27 persen (yoy) dan borrower Rp74,36 miliar tumbuh 39,54 persen. Selain itu, outstanding pinjaman pada Desember 2022 tercatat sebesar Rp6,1 triliun naik 69,56 persen.

Berikutnya, akumulasi jumlah rekening P2P lending pada Desember 2022 tercatat sebanyak 106.230 lender dan sebanyak 9.342 borrower. Sedangkan indeks literasi keuangan nasional tercatat 49,68 persen pada 2022 dan di Jatim sebesar 55,32 persen. Tingkat literasi keuangan tersebut terus meningkat jika dibandingkan tahun 2019 yang dimana secara nasional hanya 38,03 persen dan Jatim 48,95 persen.

Di samping itu, indeks inklusi keuangan nasional pada 2022 tercatat 85,10 persen dan di Jatim 92,99 persen. Indeks tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2019 yakni secara nasional 76,19 persen dan di Jatim 87,96 persen. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU