Sukses Berbisnis Minuman Sari Buah dalam Kemasan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Jul 2021 11:50 WIB

Sukses Berbisnis Minuman Sari Buah dalam Kemasan

i

Ratna Apriyati dan Khemal Nugroho dengan produk minuman sari buah ‘Fruters’. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Saat ini banyak pelaku usaha yang berlomba-lomba memproduksi minuman sari buah dalam kemasan, apalagi di tengah pandemi Covid-19 harus dituntut mengkonsumsi banyak vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Pelaku usaha yang memproduksi olahan buah-buahan adalah Ratna Apriyati dan Khemal Nugroho. Mereka memproduksi minuman sari buah mangga yang diberi nama Fruters sejak 2012. Modal yang digunakan kala merintis usaha sangat minim yakni Rp250.000 untuk membeli buah mangga.

Baca Juga: Mantan Buruh yang Sukses Jadi Peternak Sapi

Ratna dan Khemal menggunakan mangga gincu yang memiliki cita rasa manis nan khas. Ratna menambahkan, mangga gincu ada beberapa tingkat [grade]. Grade A untuk pasar ekspor, grade A-B untuk supermarket, dan grade C untuk pasar tradisional.

Mereka mendapatkan stok mangga dari petani di Cirebon, Jawa Barat. Mangga-mangga tersebut nantinya akan ambil sarinya dan dibuat menjadi puree dan slush.

Berbeda dengan minuman atau jus buah yang cair, jenis puree dan slush lebih pekat dan padat. Agar makin spesial, Ratna dan Khemal menambahkan potongan buah segar dan agar-agar (jelly).

Setelah jadi, mereka pun menjajakan minuman sari buah mangga gincu kepada teman-teman di kampus. Tak disangka, mereka mendapat sambutan positif. Mereka terus meningkatkan kapasitas produksi dan berusaha memperluas pasar.

Baca Juga: Dari Jajanan Ndeso, Kini Rambah Retail Modern dan Ekspor

Harga Fruters pun cukup bervariasi mulai dari Rp7.500—Rp25.000 per kemasan. Ada beberapa tahap produksi yang harus dilalui.

Ratna menuturkan tahap pertama yang harus dilakukan adalah menyortir buah mangga. Para pekerja lantas mengupas dan memisahkan buah mangga dari biji dan kulit. Selanjutnya, mangga dipotong dan dihancurkan dengan mesin. Setelah itu, mangga yang telah hancur dipasteurisasi.

“Proses pasteurisasi menghasilkan mangga berbentuk puree dan bisa tahan selama satu tahun,” kata Ratna.

Baca Juga: Sukses Produksi Makanan dan Minuman Janggelan

Lebih lanjut, para pekerja pun mengemas bahan baku ke dalam kemasan. Ratna dan Khemal membungkus sari buah mangga menjadi beberapa kemasan yaitu gelas plastik, botol plastik, dan toples plastik.

Kemasan tersebut nantinya akan menentukan harga jual. Semakin bagus kemasannya, semakin tinggi juga harganya.

Terus meningkatnya permintaan membuat Ratna dan Khemal makin semangat menambah kapasitas produksi. Jika di awal periode mereka hanya menggunakan 1-3 kilogram (kg) buah mangga per minggu, kini dua sahabat ini membutuhkan bahan baku sebesar 8 ton mangga untuk 6 bulan. Kapasitas produksi Fruters kini mencapai 1.000 kemasan per hari.  Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU