Tanam Kedelai Pakai Drone, Kadistan Jatim: Petani Hemat Biaya dan Waktu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Jan 2024 19:38 WIB

Tanam Kedelai Pakai Drone, Kadistan Jatim: Petani Hemat Biaya dan Waktu

i

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah menanam kedelai menggunakan drone di lahan seluas 3,5 hektar di Desa Dlemer, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.SP/Pemprov Jatim

SURABAYAPAGI, Surabaya - Modernisasi teknologi pertanian kian digiatkan oleh Provinsi Jawa Timur, khususnya teknologi drone. Petani di provinsi ini kini dapat memanfaatkan drone untuk menanam kedelai, sebuah metode baru yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan cara tradisional.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Dydik Rudy Prasetya menyebut, petani mulai menggunakan teknologi drone untuk metode sebar bibit kedelai. Sebelumnya, drone hanya sebatas penyemprotan pestisida (drone sprayer) dan penyebaran pupuk (done spreader).

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy: Transformasi Digital dalam Reformasi Birokrasi Jadi Kunci Keberhasilan Jatim

"Namun, dengan inovasi terbaru, drone kini dapat membantu petani menanam benih kedelai dengan lebih cepat, hemat, dan merata," kata Dydik, saat dikonfirmasi Surabaya Pagi, Jumat, (26/1/2024).

Seperti yang diketahui, sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah menanam kedelai menggunakan drone di lahan seluas 3,5 hektar di Desa Dlemer, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.

Masih menurut Dydik, penggunaan drone untuk menanam kedelai memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan cara manual.

Jika dengan drone dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu singkat, hanya 10-15 menit per hektare, dibandingkan dengan cara manual yang membutuhkan waktu seharian.

"Kalau dengan manual bisa menghabiskan waktu sampai 20 jam lebih, itu untuk lahan sekitar 1 hektar. Tapi kalau drone hanya membutuhkan waktu 15 menit per hektar," jelasnya.

Selian itu, dengan drone bisa menekan biaya operasional yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, bahan bakar, dan pupuk. Bahkan, Benih kedelai yang disebarkan dengan drone juga lebih merata, sehingga diharapkan hasil panen akan lebih optimal.

"Dihitung-hitung bisa hemat 90%. Misalnya kala petani menanam manual dengan lahan 1 hektar, rata-rata mereka itu membutuhkan waktu 2 hari, kemudian dikali 10 orang kerja kurang lebih mengeluarkan biaya operasional Rp 2,5 Juta," ungkap Dydik.

"Tapi kalau dengan drone, cukup mengeluarkan biaya sewa drone sebesar Rp250 ribu," sambungnya.

Baca Juga: Kadis Kominfo Jatim Sherlita Buka Rakor Pembinaan KIM se Jatim

Ia juga menyebut tujuan terciptanya inovasi teknologi pertanian ini untuk menjawab tantangan global yang kian modern dan memasuki era digitalisasi.

"Jaman terus akan berkembang dan diikuti dengan perkembangan teknologi, mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan teknologi, atau kita akan tertinggal," papar Dydik.

Tak hanya itu, menurutnya tenaga kerja di sector pertanian juga harus terus mengikuti perkembangan teknologi untuk upgrade keahliannya dalam penguasaan teknologi tertentu khususnya di bidang pertanian.

Meskipun metode ini terbukti efektif, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam penggunaan drone untuk menanam kedelai. Salah satunya adalah akses internet yang tidak selalu tersedia di daerah pedesaan.

Kemudian, dengan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) petani dalam mengoperasikan drone, biaya investasi awal, keselamatan, keamanan, serta peraturan dan izin penggunaan drone tersebut.

Baca Juga: Dindik Jatim Kaji Kebijakan Soal Seragam Sekolah Baru

"Ada minusnya salah satunya di jaringan internet, kan di desa-desa akses Internet masih kurang memadai, termasuk juga dengan ketersediaan SDM yang bisa jadi mengoperasikan drone, " papar orang nomor satu di lingkup Dinas Pertanian dan KP Jatim itu.

Disisi lain, petani juga perlu di edukasi dan dilatih untuk dapat mengoperasikan drone dengan baik. Biaya investasi awal untuk membeli drone juga menjadi pertimbangan bagi para petani.

Kendati demikian, Pemprov Jatim terus berkomitmen untuk mendukung penggunaan drone di bidang pertanian. Sosialisasi dan edukasi kepada para petani akan terus dilakukan agar teknologi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal.

"Teknologi drone ini akan terus kami disosialisasikan ke petani di seluruh Jatim, karena memang banyak sekali kelebihannya," pungkasnya.

Dengan demikian, diharapkan kedepan pemerintah juga turut andil dalam membantu petani dalam hal pendanaan dan pelatihan agar mereka dapat menggunakan drone dengan optimal.* Ain

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU