Jor-joran Sumbang Sapi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Jun 2024 20:53 WIB

Jor-joran Sumbang Sapi

i

Satu ekor Sapi sumbangan Presiden Joko Widodo di Masjid Al Akbar Surabaya, pada Senin (17/6/2024), menjadi salah satu sapi sumbangan Jokowi yang disebar ke beberapa daerah di Indonesia pada Hari Raya Idul Adha 1445 H. SP/Zistia Shinta

Idul Adha 1445 Hijriah Tahun ini, Megawati Sumbang Sapi Terberat Dibanding Sapi Bantuan Jokowi dan Prabowo

 

Baca Juga: Kios Pedagang Daging Sapi di Pasar Ngawi Pilih Tutup Pasca Idul Adha

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Dalam rangka Idul Adha 1445 Hijriah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan bantuan kemasyarakatan berupa sapi dalam rangka Iduladha 1445 Hijriah. Sapi yang disalurkan Jokowi sendiri memiliki bobot mulai dari 800 kilogram hingga 1 ton. Ternyata bobot sapi bantuan Jokowi kalah berat dari sapi korban Menhan Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati.

Juga sejumlah pejabat dan tokoh politik telah menyumbang sapi kurban dengan bobot bervariasi antara 800 kg sampai 1,5 ton ke Masjid Istiqlal. Termasuk Gibran Rakabuming Raka.

“Penyerahan bantuan kemasyarakatan Presiden berupa sapi dalam rangka Hari Raya Iduladha 1445 (Hijriah),” kata Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono yang mewakili Presiden, dikutip laman setkab.go.id, Senin (17/6/2024).

Sapi sumbangan Megawati, daru jenis limosin yang menjadi langganan tiap tahun dari daerah Sleman, Yogyakarta.

Kabarnya, untuk harga satu ekor sapi limosin kisaran Rp70 juta – Rp150 juta. Harga ini disesuaikan dengan harga jual per daerah.

Daftar sapi kurban dari para petinggi negeri, Presiden Joko Widodo: Sapi jenis Simmental dengan bobot 1.192 Kg. Kemudian Wakil Presiden Ma'ruf Amin: Sapi jenis Limosin dengan bobot 1.164 Kg.

Lalu Prabowo Subianto: Sapi jenis Brangus/Angus dengan bobot 1.300 Kg dan Megawati Soekarnoputri: Sapi jenis Limosin dengan bobot 1.500 Kg.

Sapi-sapi tersebut diterima langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH. Nasaruddin Umar, pada Jumat (14/6/2024) lalu.

 

Masih Kalah dengan SBY

Berat sapi sapi itu masih kalah dengan sapi bantuan SBY, pada tahun 2010 tepatnya pada Hari Raya Idul Adha 1431. Saat itu, SBY, menyerahkan sapi dengan berat sekitar 1,8 ton (dan 1,2 ton dari Boediono).

Lalu saat Idul Adha 1438 Hijriah, keluarga Presiden kedua Soeharto menyumbang 24 ekor sapi kurban di Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur. Selain sapi, keluarga Soeharto juga menyumbang kambing.

"Ada da 24 ekor sapi dan dua ekor kambing. Sapi semua dari peternakan Tapos, Bogor, peternakan Pak Harto. Semua sapi dari keluarga Pak Harto, sedangkan kambing dari jemaah masjid," ujar Ketua Panitia Idul Adha Masjid Agung At-Tin Karnali di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (1/9).

Rata-rata berat sapi tersebut 700 kg dan terdapat satu yang paling berat lebih dari satu ton. Karnali menuturkan jumlah sapi untuk hewan kurban tersebut sama dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Sumbangan Titik Soeharto

Masjid Agung Keraton Surakarta menyembelih sapi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Hari Raya Idul Adha 2024.

Ketua Takmir Masjid Agung Keraton Surakarta Muhtarom di Solo, Jawa Tengah, Senin, mengatakan pada tahun ini ada enam sapi dan 11 kambing yang disembelih di masjid tersebut.

"Yang pertama ada sapi Presiden Jokowi seberat 1,080 ton, kedua ada dari Bu Titik Soeharto seberat 800 kg," katanya.

Tahun 2019, Masjid Istiqlal menerima sapi hewan kurban jenis limosin dengan berat 1,7 ton oleh Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi juga memberikan sapi jenis simental seharga Rp 130 juta. Sapi yang disumbangkan kepada masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat dinobatkan sebagai sapi kurban terbesar se-Indonesia di tahun itu, dengan bobot 1,3 ton. Sapi yang dibeli dari warga Desa Sukamulia, Lombok Timur itu sudah lolos proses seleksi dan pengecekkan kesehatan oleh Balai Besar Veteriner (BBVET) Denpasar.

Di lain daerah, sapi kurban jenis simental seberat 1,3 ton juga diamalkan oleh Presiden Jokowi untuk disembelih di Masjid Raya Sumbar, Sumatera Barat pada Hari Raya Idul Adha 1442 H. Sapi ini dikabarkan bernama Macan Sumatera, yang berasal dari Nagari Gadut.

 

Ras Sapi Dari Italia

Dikutip dari laman AZ Animals, ternyata urutan pertama dipegang oleh Chianina sebagai sapi terbesar dari semua ras sapi. Ras ini mampu mencapai tinggi 1,8 meter dengan berat 1.587 kg atau 15,87 kuintal.

Ras sapi Chianina ini memiliki warna putih dengan sedikit bulu ekor hitam. Ras sapi yang berasal dari Italia ini juga salah satu yang tertua.

Sehingga saat itu mereka sangat dihargai oleh orang Romawi Kuno karena warna putihnya dan digunakan dalam upacara dan prosesi khusus.

Lalu, sapi South Devon ini berasal dari Inggris Raya . Ini merupakan ras terbesar di negara itu. Sapi ini memiliki berat rata-rata sekitar 15 kuintal, namun bisa tumbuh hingga 18 kuintal dengan tinggi 1,5 meter.

Sapi ini dikembangbiakkan untuk produksi daging dan susunya yang merupakan salah satu aset terbesar mereka.

Baru, ras sapi yang dikembangkan di Prancis. Ras ini menghasilkan susu dan daging sapi yang sangat bagus karena mudah digemukkan. Sapi ini bisa tumbuh mencapai berat 14 kuintal dengan tinggi 1,7 meter.

Baca Juga: Jasa Pembuatan Abon Daging di Tulungagung Banjir Pesanan, Per Kg Rp 70 Ribu

 

Proses Penggemukkan Sapi Potong

Mengutip dari laman diperpa.badungkab.go.id, pada proses penggemukkan sapi potong, pakan memang menjadi bagian terpenting karena pakan yang baik akan mempercepat proses tersebut.

Namun terkadang, pakan menjadi masalah karena ada sebagian sapi hanya cocok dengan beberapa jenis pakan. Oleh karena itu, peternak harus pandai mencari pakan yang cocok.

Mengutip dari laman cybex.pertanian.go.id dan diperpa.badungkab.go.id, disebutkan ada pakan terbaik yaitu yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein dibutuhkan dalam pemeliharaan organ tubuh dan pertumbuhan.

Sedangkan karbohidrat dan lemak berperan sebagai sumber energi untuk proses metabolisme. Lemak juga membawa vitamin A, D, E, K yang larut dalam darah.

Juga Vitamin. Ini membantu proses pembentukan organ serta kekebalan tubuh. Di samping itu, pakan sapi juga baiknya mengandung mineral yang digunakan untuk membentuk jaringan tulang dan urat serta mengganti mineral dalam tubuh yang hilang.

Artinya, penambahan vitamin juga berperan penting dalam proses penggemukan.

Adanya tambahan asupan vitamin dari luar memberikan efek positif pada tubuh sapi sehingga lebih kebal dan tahan terhadap penyakit.

Termasuk pakan hijau sangat baik untuk sapi terutama pada masa penggemukan. Pakan hijau yang dapat diberikan antara lain jenis rumput, siratro, lamtoro, gamal, dan centro, serta daun lamtoro dan limbah pertanian seperti jerami.

Pakan konsentrat atau pakan penguat, yaitu berupa pakan olahan seperti dedak padi yang telah dicampurkan bungkil kelapa, tepung tulang, dan garam dapur.

 

Harganya Sekitar Rp 100 juta

Di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, seorang pedagang sapi bernama Dedy (41) mengungkapkan harga sapi dengan bobot 1-1,2 ton sebesar sekitar Rp 100 juta. Sedangkan untuk bobot di atas 1,2 ton berkisar Rp 110 juta-Rp 115 juta.

"Kalau di atas 1,2 Ton itu sekitar Rp 100 juta-an. Dia tergantung versinya apakah Onggol atau Limosin. Nah kalau Limosin, dia paling Rp 100 juta pas itu 1,2 ton. Kalau 1,3 ton sekitar Rp 110 juta -Rp 115 juta," kata Dedy dikutip dari detikcom, pada Senin (17/6/2024).

Ia kemudian menjelaskan, bahwa harga sapi dengan ukuran 1 ton ke atas tergolong mahal, karena peternak sudah lama merawat sapi itu. Adapun rata-rata sapi berukuran 1 ton dipastikan berusia di atas 5 tahun.

Baca Juga: Harga Tomat di Pasar Genteng Banyuwangi Melandai, Sentuh Rp 10 Ribu/Kg

Ia menjelaskan, bahwa harga sapi dengan ukuran 1 ton ke atas tergolong mahal, karena peternak sudah lama merawat sapi itu. Adapun rata-rata sapi berukuran 1 ton dipastikan berusia di atas 5 tahun.

"Biasanya, sapi ini dipelihara sampai gede banget, nah, terus, pas saat hari-h lebaran ada yang berani beli, nah dijual juga. Itu biasanya sapi di atas 5 tahun umurnya," terangnya.

 

Sapi Raksasa Jenis Limosin

Dedy mengatakan salah satu sapi yang biasanya berukuran raksasa dan berbobot di atas 1 ton adalah jenis Limosin. Harga sapi ini termasuk mahal, karena sapi itu awalnya berasal dari Australia yang kemudian diternakkan ke Indonesia sehingga jinak. Maka demikian, harga sapi Limosin tergolong mahal karena faktor genetik, dan juga upaya peternak untuk merawat sapi tersebut.

Selaras, Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Joni Liano mengungkapkan bahwa kisaran harga sapi dari berbagai jenis dengan bobot di atas 1 ton berkisar di angka Rp 100 juta. Harganya bisa lebih tinggi lagi bila bobot sapi di atas 1 ton.

"Itu bisa Rp 100 juta lebih. Dan sapinya bagus-bagus saya lihat, bersih-bersih. Bentuknya padat kalau dilihat di TV," ungkapnya.

Joni menyebut ada beberapa faktor yang membuat harga sapi kurban mahal di pasaran saat Lebaran Idul Adha 2024. Pertama, adalah jenis, dia mengatakan jenis yang mahal kini adalah Limosin dan Simental, kedua sapi itu memiliki kualitas daging sangat baik.

 

Soeharto Kesemsem Sapi Australia

Dikutip dari buku "Merampas Tanah Rakyat: Kasus Tapos dan Cimacan" yang ditulis Dianto Bachriadi dan Anton E. Lucas, sejumlah kapal pendarat itu mendarat di Australia hanya untuk menjemput sapi-sapi australia yang dipesan penguasa RI saat itu, Presiden Soeharto.

Sebagaimana Ibu Tien, istrinya, yang kesengsem membuat Taman Mini Indonesia Indah usai berkunjung ke Disneyland dan Muangthai, Soeharto juga kesemsem sapi-sapi australia jenis "Brangus" yang besar-besar itu saat berkunjung secara informal ke negara Kanguru itu awal April 1975.

Rencananya, sapi-sapi itu untuk mengisi ranch milik keluarga Soeharto di Tapos, Bogor, Jawa Barat, setelah mendarat di Tanjungpriok atau Tanjungperak.

Soeharto punya pemikiran, alangkah hebatnya jika "Brangus" yang beratnya bisa mencapai 3 ton itu dikawinsilangkan dengan sapi lokal. Maka, kelak akan lahir sapi peranakan "Indo-Aussie" yang setidak-tidaknya lebih unggul tinimbang sapi lokal yang ada.

Rencananya, sapi unggul hasil persilangan sapi australia dengan sapi lokal ini kemudian disalurkan ke peternak kecil di berbagai daerah di seluruh Indonesia lewat program Sapi Bantuan Presiden. Zaman Orba biasa disingkat Sapi Banpres. Istilah Sapi Banpres ini juga sama fenomenalnya dengan "SD Inpres", yang juga program Soeharto di bidang pendidikan.

Presiden Soeharto sendiri pernah menyebut, sampai pertengahan 1985 -tentu saja saat dia masih berkuasa- sudah 2.000 bibit unggul Sapi Banpres disebarluaskan kepada peternak di berbagai daerah. Dari 2.000 bibit unggul "Brangus" ini kelak akan beranak-pinak menjadi puluhan bahkan ratusan ribi sapi-sapi peranakan lainnya. n erc/jk/cr6/litbangsp/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU