Pohon Bambu Melimpah, Produsen Tusuk Sate di Jombang Banjir Cuan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 21 Jun 2024 13:15 WIB

Pohon Bambu Melimpah, Produsen Tusuk Sate di Jombang Banjir Cuan

i

Ilustrasi. Proses pembuatan tusuk bambu di Dusun Wonotirto, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Jombang. SP/ JBG

SURABAYAPAGI.com, Jombang - Melimpahnya potensi sumber daya alam berupa bambu di Dusun Wonotirto, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Jombang. Banyak warga yang memanfaatkan potensi itu untuk produksi tusuk bambu, mulai tusuk sate, tusuk pentol, tusuk gigi dan lain-lain sesuai permintaan.

Salah satunya dilakukan Ira Nuriawan (32) yang sudah memulai usaha pembuatan tusuk berbahan bambu sejak 2015. Untuk bahan baku pembuatan tusuk, dirinya memilih bambu betung. Selain keberadaanya yang cukup melimpah di Kecamatan Wonosalam, Jombang, bambu jenis ini juga memiliki tekstur yang keras dan tidak mudah patah.

Baca Juga: Mengangkat Edukasi Satwa Liar, Pengrajin Perempuan Surabaya Tembus Pasar Internasional

”Kami merintis mulai dari nol. Mulai menggunakan cara tradisional hingga kini beralih dengan mesin pencacah sehingga pekerjaan lebih cepat dan ringan. Kebetulan di Wonosalam sangat melimpah, jadi tidak perlu bingung mencari bahan baku bambu,” beber Ira, Jumat (21/06/2024).

Dalam perkembangannya, produknya banyak diminati konsumen, terlebih menjelang momentum hari raya Idul Adha permintaan barang meningkat. Sehingga agar proses pengerjaannya semakin cepat dengan pesanan yang banyak, Ira pun memutuskan membeli mesin pencacah bambu.

Baca Juga: Mbak Vinanda Ingin Produk UMKM Kota Kediri Bisa Tembus Pasar Ekspor

”Sekarang dalam sehari bisa menghabiskan sekitar 10-15 batang bambu,” tambahnya.

Proses pembuatan tusuk dari bambu tidak terlalu sulit. Pertama, batang bambu yang masih utuh, selanjutnya dipotong-potong menjadi beberapa bagian sesuai kebutuhan. Potongan bambu diolah lagi menggunakan mesin khusus sehingga berbentuk lidi yang masih kasar.

Baca Juga: Jasa Pembuatan Abon Daging di Tulungagung Banjir Pesanan, Per Kg Rp 70 Ribu

Dari bentuk lidi yang masih kasar kemudian diolah lagi dengan mesin sehingga berbentuk lidi yang sudah halus. Lidi-lidi itu dijemur atau dilakukan pengasapan agar mencegah dimakan kutu. Setelahnya lidi-lidi tersebut disortir dan dipoles. 

Selain itu, untuk harganya pun bervariasi tergantung ukuran, hanya untuk Idul Adha bisa naik. Omset per minggunya, sekitar 5 kuintal, dan satu bulannya 2 ton, omset bersih sekitar Rp 4-5 Juta satu bulan. jbg-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU