Raup Omzet Jutaan Berbisnis Keripik dari Batang Pisang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 28 Jun 2021 08:44 WIB

Raup Omzet Jutaan Berbisnis Keripik dari Batang Pisang

i

Dwi Puji Lestari dengan keripik batang pisang olahannya. SP/ TRG

SURABAYAPAGI.com, Trenggalek - Gedebok alias batang pisang mampu dimanfaatkan Dwi Puji Lestari menjadi bisnis camilan keripik batang pisang. Keripik batang pisang buatan Dwi Puji bertekstur renyah. Tidak alot. Rasa gurih keluar dari bumbu-bumbu yang dicampurkan sebelum digoreng. Bahkan ia dapat mengantongiomzet dari usaha itu mencapai Rp 5 juta per bulan.

Untuk mengolah gedebok, sebelum digoreng, bagian dalam batang pisang terlebih dulu direndam dengan air garam semalaman. Ini untuk menghilangkan getahnya. Setelah itu dicuci berkali-kali dengan air hingga bersih. “Baru dikasih tepung, bumbu, lalu digoreng,” terangnya.

Baca Juga: Gapoktan di Trenggalek Bagikan Ribuan Liter POC Gratis

Untuk menambah jenis varian, ia menambahkan bumbu bubuk aneka rasa. Seperti pedas, manis, keju, dan balado. Keripik-keripik itu kemudian dibungkus dalam wadah dua ukuran. Yakni ukuran 75 gram yang dijual Rp 5 ribu dan ukuran 250 gram seharga Rp 12 ribu.

Dalam sehari, rata Dwi Puji mengaku bisa membuat dan menjual rata-rata keripik gedebok sebanyak 50 bungkus. “Batang pisang ini tidak bisa disimpan. Jadi ketika ambil, langsung diolah. Kalau harus menginap dulu, rasanya jadi beda dan kurang enak,” ujarnya.

Selain itu, banyak orang yang sinis dengan camilan buatan mereka. Maklum saja, gedebok memang tak lumrah untuk diolah jadi makanan oleh kebanyakan orang.

Baca Juga: 4 Titik yang Tertimbun Longsor di Trenggalek Dibuka

Namun, Dwi Puji memastikan olahan makanan yang dibuat aman. Buktinya, camilan mereka telah mendapat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari dinas kesehatan setempat.

“Tapi karena banyak yang memandang sebelah mata, jadi diketahui banyak orang. Akhirnya banyak juga yang ingin mencoba,” ujar sang istri.

Baca Juga: Harga Gabah di Trenggalek Turun

Penjualan utama keripik batang pisang buatan mereka berasal dari pasar dalam jaringan (daring). Pembeli pun tak terbatas warga Trenggalek saja. “Pembeli dari luar kota juga ada. Seperti dari Kediri, Mojokerto, dan Surabaya,” sambungnya.

Dwi Puji mengakui, produk yang mereka buat belum maksimal. Terutama dari sisi kemasan. Maka dari itu, ia berencana untuk me-rebrending produknya dengan kemasan yang lebih ciamik. Dsy1

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU