RI Genjot Ekspor Batu Bara 518 Ton Tahun Ini

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 31 Jan 2023 06:37 WIB

RI Genjot Ekspor Batu Bara 518 Ton Tahun Ini

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Harga batu bara global tahun ini yang diprediksi masih kinclong menjadi angin segar bagi pemerintah dalam mengeruk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Maka dari itu, pemerintah berencana menggencarkan ekspor komoditas dengan julukan emas hitam tersebut.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan, Indonesia siap mengekspor 518 juta ton batu bara pada tahun ini. Target tersebut meningkat jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 494 juta ton.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pendaftaran Beli LPG 3 Kg Diperpanjang hingga Mei 2024

"Ekspor (batu bara) kami targetkan di atas 500 juta ton. Harga batu bara ini masih cukup baik, perkiraan kami di 2023, disebabkan masalah balance energi global yang memang masih membutuhkan support batu bara," kata Arifin dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Senin (30/1/2023).

Adapun produksi batu bara di tahun 2023 ditargetkan sebesar 695 juta ton, sebanyak 177 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sementara, sebanyak 518 juta ton untuk kebutuhan ekspor.

Ia mengatakan bahwa peningkatan target ekspor batu bara tahun ini berangkat dari pengamatan pemerintah yang masih melihat potensi permintaan energi yang tinggi dari sejumlah negara atau pasar potensial.

"Pertumbuhan ini juga karena meningkatnya demand baik dalam negeri maupun pasar ekspor," ujarnya.

Menurutnya, pemeritah akan meraih keuntungan dari harga batu bara yang masih tinggi tahun ini. Pasalnya, Arifin memperkirakan harga batu bara tahun ini akan tetap tinggi setelah rekor harga 2022 yang disebabkan oleh gangguan pasokan akibat perang di Ukraina.

Baca Juga: Berkat Program Biodiesel Pasar Domestik, Negara Hemat Rp 120 Triliun

Konsumsi batu bara dalam negeri juga meningkat pada 2022, dari target 166 juta ton menjadi 193 juta ton. Namun, tahun ini pemerintah memasang target 177 juta ton atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu untuk konsumsi batu bara dalam negeri.

Arifin menuturkan, hal itu menimbang sejumlah langkah pemerintah untuk mengurangi emisi.

"Kenapa turun dari 193 juta ton ke 177 ton, ini tentu saja ada program efisiensi yang akan harus kita lakukan untuk mengurangi emisi dan efisiensi pembangkit-pembangkit bersumber dari batu bara," terangnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Konversi 150 Ribu Motor Listrik di 2024

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, realisasi produksi batu bara di tahun 2022 mencapai 687 juta ton atau 104 persen dari target yang ditetapkan sebesar 663 juta ton.

Kendati ekspor batu bara 2023 ini meningkat, namun Arifin menekankan bahwa kebutuhan batu bara di dalam negeri tetap diutamakan.

"Hanya saja, tetap kita prioritaskan DMO dan kebutuhan dalam negeri dulu. Tentu saja kewajiban DMO harus dipenuhi untuk bisa menikmati ekspor," tutupnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU