Sanggar Nugroho Wisuda 15 MC Pengantin Adat Jawa

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 20 Des 2020 18:42 WIB

Sanggar Nugroho Wisuda 15 MC Pengantin Adat Jawa

i

Sanggar Nugroho Desa Kalitengah Tanggulangin menggelar wisuda MC Pranoto cara manten adat Jawa angkatan IV yang diikuti 15 wisudawan di restoran Lumbung Raos Candi, Minggu (20/12/2020).SP/SUGENG

SURABAYA PAGI, Sidoarjo - Melestarikan budaya jawa dalam tata cara adat budaya pengantin jawa yang benar sesuai budaya jawa asli, membuat Sanggar Nugroho di Desa Kalitengah Kec Tanggulangin membentuk dan membina komunitas Master Ceremony (MC) bahasa jawa sejak 2012 serta membuka kursus pranatacara manten (MC) pengantin adat jawa.

Ketua Sanggar Nugroho, Drs Gito Subagyo, Minggu (20/12/2020) mengatakan, ini dilakukan untuk melestarikan bahasa jawa, karena salah satu budaya yang sudah hampir ditinggalkan. Sehingga upaya pelestarian bahasa jawa tersebut dapat dimulai dari membina MC jawa.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim: Gus Mudhlor Masih Jabat Bupati Sidoarjo, Tunggu Langkah Tegas KPK

Sanggar Nugroho Desa Kalitengah Tanggulangin menggelar wisuda MC Pranatacara manten adat Jawa angkatan IV yang diikuti 15 wisudawan di restoran Lumbung Raos Candi, Minggu (20/12/2020). "Sebenarnya yang mendaftar kursus MC pengantin adat jawa cukup banyak, namun karena pandemi kami batasi paling banyak 15 siswa saja," kata Gito Subagyo. 

Dikatakan, dengan menelorkan MC bahasa jawa ini, dapat sebagai pekerjaan sesuai dengan adat tradisi jawa asli. Serta mampu mewarnai adat istiadat pernikahan  yang sesuai dengan budaya jawa. Dicontohkan oleh Gito, dari segi pakaian pengantin adat jawa. Sekarang sudah jarang yang sesuai motif jawa asli. Kebanyakan sudah menggunakan motif islam, namun dipadukan adat jawa.

Selain itu, masih adanya MC yang mengajak bercanda terhadap kedua pengantin. Menurut adat jawa itu tidak diperbolehkan. Karena pengantin adalah raja.  “Saat berpakaian Nalendro yang warna  hitam itu ibarat raja. Kalau kirab atau  ganti busono (pakaian), itu sudah menjadi ksatrian (satria baru) itu waktunya diberi nasehat (wejangan), ” ujarnya.

Masih banyaknya MC yang belum bisa menata dan mengarahkan pernikahan dengan adat jawa asli (juru ladi). Pihaknya membuat kursus MC ini dipusatkan di Sanggar Nugroho miliknya di Pondok Tanggulangin Asri Desa Kalitengah Tanggulangin.

Baca Juga: Langgar Aturan Mendagri, Pemkab Sidoarjo Batalkan Mutasi 500 Pejabat

Sejak 2012 pelatihan ini digelar, dan pada Minggu (20/12/2020) generasi MC angkatan IV resmi diwisuda. Dan hingga saat ini sudah ratusan MC jawa yang lulus dari pelatihan atau kursus ini.

“Masyarakat sudah banyak kembali ke adat jawa, walaupun tidak sepenuhnya. Semoga masyarakat selalu menghidupkan kembali budaya jawa. Salah satunya budaya jawa adalah bahasa jawa, ” ungkapnya.

Sebagai pusat pelatihan, Sanggar Nugroho kini tidak sekedar menyediakan buku bacaan dan literasi lainnya, namun mengakomodasi pembelajaran masyarakat, termasuk kursus pranatacara (pembawa acara/MC bahasa Jawa).

Baca Juga: Dishub Jatim akan Luncurkan Bus Trans Jatim Luxuryi di Koridor Gresik - Sidoarjo

“Kegiatan pembelajaran pranatacara ini tidak sekedar kemampuan untuk berbicara dalam membawakan suaru acara, terutama adat kehidupan masyarakat. Namun juga memberikan pembelajaran upacara adat dalam berbagai upacara tradisional,” jelas Gito.

Gelar kursus pranatacara ini menurut Gito Subagyo, ternyata juga banyak diminati. Angkatan IV yang ditargetkan 15 orang sesuai kapasitas, ternyata yang berminat mencapai puluhan orang. “Kita tidak bisa menerima semua karena masa pandemi ini,” katanya.

Hingga saat ini, kursus pranatacara masih difokuskan pada tata adat pernikahan, dan ternyata peminatnya cukup banyak. "Peluang kerja MC adat Jawa ini sangat menjanjikan, karena jumlahnya masih minim maka MC pengantin adat jawa ini kewalahan terima order," tambahnya. sg

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU