Tekuni Coffee Roastery Hingga Eksis Produksi 11 Varian Kopi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 21 Mei 2021 10:12 WIB

Tekuni Coffee Roastery Hingga Eksis Produksi 11 Varian Kopi

i

Farid Rifai. SP/ TRG

SURABAYAPAGI.com, Trenggalek - Farid Rifai bercita-cita bisa menemukan olahan kopi yang dapat dinikmati bukan hanya kaum Adam, melainkan juga Hawa hingga akhirnya ia memutuskan menjadi seorang roastery.

Perjalanan Farid sampai menjadi roasting bermula dari hobinya sejak 2017 yang suka mengoleksi alat-alat pengolah kopi. Hobi itu muncul ketika Farid kepincut dengan rasa kopi filter karena rasa kopinya yang benar-benar asli. Sejak saat itu, Farid mulai mengoleksi alat pengolah kopi.

Baca Juga: Gapoktan di Trenggalek Bagikan Ribuan Liter POC Gratis

Hingga pada 2020 dia terpilih sebagai untuk bersekolah roastery di Jember dari program Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Kabupaten Trenggalek. Kesempatan itu pun tak disia-siakannya sehingga Farid mulai memperdalam profesi roastery. Dari sekolah itu, anak pertama dari dua bersaudara itu mengaku belajar tentang cita rasa dasar kopi.

Selain itu, Farid selalu bereksperimen dengan kopi selama hampir setahun ternyata berbuah manis. Tepat pada 16 Desember 2020, Farid meraih juara III kontes Manual Brewing atau pengolah kopi tanpa menggunakan mesin espresso. Kopi jenis ini dikenal dengan kopi tanpa ampas, yang memungkinkan penikmat kopi original tidak mencampurkan kopi dengan susu atau gula untuk mempertahankan cita rasa kopi yang sesungguhnya. 

Baca Juga: 4 Titik yang Tertimbun Longsor di Trenggalek Dibuka

Coffee Roastery milik Farid memiliki berbagai jenis kopi, salah satunya jenis kopi arabika. Kopi jenis itu diambil dari luar Trenggalek karena tanaman kopi Arabika bisa tumbuh maksimal apabila ditanam dengan ketinggian 1.200-1.900 mdpl. Hanya daerah-daerah tertentu yang memiliki ketinggian seperti itu sehingga untuk mendapatkan kopi tersebut, biasanya Farid membelinya hingga ke Malang.  

Hingga kini, Farid makin konsisten menekuni profesi sebagai pengolah kopi arabika. Baginya, cita rasa kopi tidak hanya kuat, yang dinikmati kalangan pria. Tapi kopi juga ada yang punya rasa halus sehingga memungkinkan untuk dinikmati kaum wanita. "Untuk itu, saya fokus pada light roast, mengolah kopi dengan rasa enteng, tidak pahit, tapi kopi original," ucapnya, Jumat (21/5/2021).

Baca Juga: Harga Gabah di Trenggalek Turun

Rostering, kata Farid, adalah sebuah tantangan untuk bisa memunculkan cita rasa kopi yang orisinal. Secara teknis, proses memunculkan cita rasa kopi itu kompleks, mulai dari grade kopi, pengaturan suhu, hingga tingkat kehalusan kopi. "Semakin halus kopi, itu rasanya makin tebal dan makin pahit," cetusnya. 

Di sisi lain, produksi kopi original milik Farid kini mencapai 11 varian kopi. Tiap pack kopinya dibanderol dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 125 ribu. "Permintaan selama ini kebanyakan dari Tulungagung, Kediri, Jakarta, dan Makasar, selain dari Trenggalek," tutupnya. Dsy4

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU