Luberan Kali Lamong Tenggelamkan Gresik-Lamongan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 14 Des 2020 21:04 WIB

Luberan Kali Lamong Tenggelamkan Gresik-Lamongan

i

Banjir luapan Kali Lamong melanda beberapa desa di tiga wilayah kecamatan Gresik Selatan. SP/M.AIDID

 

25 Desa Terendam Banjir, 1 Siswi SMP Tewas

Baca Juga: 5.000 Properti di Rusia Terendam Banjir

 

SURABAYAPAGI.COM, Gresik–  Hingga Senin (14/12/2020) malam, luapan banjir di sejumlah di desa di Kec. Benjeng, Gresik belum menunjukkan tanda-tanda surut. Bahkan makin meluas. Warga merasa cemas jika banjir makin membesar dan merendam desa mereka.

“Kami mohon ada bantuan dari Pemkab Gresik atau dari mana saja karena luapan banjir sepertinya tambah besar. Warga sudah banyak yang ngungsi ke tetangga atau saudara yang lokasi rumahnya masih aman,” ujar Rahman, warga yang rumahnya mulai tergenangi banjir.

Lebih parahnya, menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jatim, Satriyo Nur Seno, banjir di Gresik sudah menyebar ke  25 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Gresik. Dari data yang didapat, hingga pukul 12.00 WIB, ketinggian air mencapai 20 hingga 100 centimeter (cm).

"Jumlahnya ada sekitar 25 desa yang terendam banjir. Desa-desa itu tersebar di tiga kecamatan di Gresik, yakni Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme," ujar dia, Senin (14 /12/2020).

Dia menuturkan, dari 25 desa tersebut rinciannya adalah sembilan desa di Kecamatan Balongpanggang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 20 hingga 40 cm. Wilayah yang terendam banjir antara lain Desa Sekarputih, Wotansari, Tenggor, Tanahlandean, Mojogede, Banjar Agung, Pucung, Karangsemanding, dan Desa Balongpanggang.

"Kemudian 11 desa di Kecamatan Benjeng, yakni Desa Balongmojo, Sedapurklagen, Deliksumber, Kedungrukem, Munggugianti, kalipadang, Bulurejo, Sirnoboyo, Klampok, Karangan Kidul, dan Kedungsekar. Lalu lima desa di Kecamatan Cerme, yakni Desa Dadapkuning, Lengkong, Sukoanyar, Ngembung, dan Dungus," ujar dia.

Wilayah dengan ketinggian air tertinggi, menurut Satriyo, terjadi di Kecamatan Balongpanggang dan Benjeng, rata-rata sekitar 20 cm hingga 200 cm. Banjir paling parah terjadi di Desa Banjaragung dan Desa Karangsemanding di Kecamatan Balongpanggang, total ada sekitar 500 rumah warga terendam dengan ketinggian air sekitar 80 cm.

"Penyebab banjir karena intensitas hujan tinggi sejak Sabtu hingga Minggu malam. Akibatnya Kali Lamong meluber ke jalan dan merusak beberapa fasilitas umum, pertanian, dan merendam rumah warga," kata Satriyo.

 

Siswi SMP Tewas

Banjir di Gresik bahkan juga sudah menelan korban jiwa. Seorang siswi SMP di Kecamatan Benjeng, Gresik hilang terseret banjir, Minggu (13/12). Siswi berumur 13 tahun itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Korban yang diketahui bernama Nafisah (13) tersebut ditemukan oleh warga sekitar pukul 08.00 WIB. Kini jenazahnya dibawa di Balai Desa Kedungrukem, Benjeng, Gresik.

Kapolsek Benjeng AKP Lukman Hadi membenarkan bahwa jenazah korban sudah ditemukan. "Barusan ditemukan sekitar 30 menit yang lalu. Kurang lebih pukul 08.00 WIB," kata Lukman, Senin (14/12/2020).

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Ajak Warga Budayakan Tidak Buang Sampah di Saluran Air

Lukman menambahkan, jenazah korban ditemukan di lokasi pertama kali siswi itu terseret arus banjir. Di area persawahan di Desa Kedungrukem, Benjeng, Gresik.

"Ditemukan warga di sekitar lokasi tenggelam ternyata. Kita cari ke mana-mana. Sudah meninggal," ujar Lukman.

Setelah dilakukan visum luar, jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga. "Karena sebab-sebab meninggalnya sudah jelas," ungkap Lukman.

Lukman menyampaikan, proses evakuasi menggunakan perahu karet. Kemudian dibawa ke Balai Desa Keduangrukem. Kemudian dilakukan visum luar oleh pihak Puskesmas setempat.

 

Lamongan Bernasib Sama

Nasib serupa juga dialami Kabupaten Lamongan. Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Lamongan terus terjadi. Karena sangking derasnya hujan, sejumlah desa tepatnya di wilayah Kecamatan Modo terendam banjir, bahkan ruas jalan akses utama lintas kecamatan hampir terputus, karena terendam air dengan ketinggian sekitar 30 cm.

Baca Juga: 16 Titik di Kota Malang Terendam Banjir

Banjir yang juga merendam ratusan hektar sawah yang siap menanam padi itu, terjadi di Desa Sambungrejo, Sidomulyo, Kedungrejo Kecamatan Modo, dan belum ada tanda-tanda pihak terkait untuk melakukan upaya antisipasi agar banjir tidak meluas.

Bahkan banjir yang melanda wilayah Kecamatan Modo ini, seperti disampaikan oleh Muslimin Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan, Senin (14/12/2020), juga menggenangi jalan penghubung antar desa.

Dijelaskan oleh Muslimin, banjir Di desa Sidomulyo mengakibatkan putusnya tanggul dan menggerus jalan Dusun Ngegot serta persawahan sehingga belum bisa tanam.

Sedangkan banjir yang melanda di Desa Sambungrejo lanjutnya, juga karena disebabkan putusnya tanggul irigasi dan banjir di persawahan, juga seperti banjir yang terjadi di desa Kedungrejo. "Kami terus melakukan koordinasi secara intens dengan kepala desa terdampak, untuk persiapan melakukan upaya-upaya meminimalisir meluasnya banjir," terangnya.

Sementara itu, banjir di wilayah Kecamatan Modo mendapatkan perhatian dari ketua DPRD Lamongan, H. Abd Ghofur meninjau lokasi banjir di Desa Sambungrejo. Ia datang ditemani sejumlah perangkat Desa setempat.

"Hari ini (Senin, red) saya dan pejabat desa yang juga mendampingi, sedang melakukan peninjauan lokasi banjir di kecamatan modo. Saya harus turun langsung ke lokasi dan harus segera ada penanganan secara cepat," pinta politisi PKB ini.

Upaya penanganan cepat itu harus dilakukan kata Ghofur, yang juga ketua DPC PKB Lamongan ini karena curah hujan ini terus tinggi, sehingga debit air di sungai naik meluber ke sawah dan jalan-jalan.

"Banyak warga setempat yang harus merasakan dampak banjir karena curah hujan yang tinggi ini dan juga tadi saya langsung menghubungi Dinas Pengairan via telfon agar segera mengirim alat berat untuk menanggulangi banjir dengan cepat di lokasi banjir," terangnya. did/jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU