Home / Politik : Polemik Proyek IKN hingga LFP

Cak Imin dan Tom Lembong Tantang Balik Luhut dan Bahlil: Positif Bagi Publik, Kita Adu Data

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 30 Jan 2024 14:07 WIB

Cak Imin dan Tom Lembong Tantang Balik Luhut dan Bahlil: Positif Bagi Publik, Kita Adu Data

i

Cak Imin dan Tom Lembong saat kampanye Pura Seni Yogyakarta, Senin (29/01/2024). SP/ YGY

SURABAYAPAGI.com, Yogyakarta - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin bersama Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong siap meladeni pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan hingga Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengenai proyek IKN hingga lithium ferro phosphate (LFP).

Hal itu disampaikan Cak Imin saat dirinya menghadiri rapat umum rakyat Yogyakarta di Pura Seni. Dalam sambutannya Cak Imin juga turut meminta Tom Lembong ikut menyapa warga yang hadir.

Baca Juga: Beberkan Fakta Bayi Lily Bukan dari Palestina, Merry Ahmad: Mbak Caca Nitip ke Mbak Gigi

"Mengambil baru yang baik, yang lebih baik, yang akan datang, namanya Pak Tom Lembong. Lebih dikenal lagi sebagai Oppa Tom Lembong," kata Cak Imin dalam sambutannya di Pura Seni Yogyakarta.

"Halo semuanya, assalamualaikum," ucap Tom Lembong.

Cak Imin lantas mengatakan bahwa saat ini sedang bersiap bersama Tom Lembong untuk menghadapi 'Opung'. "Jadi saya sama Pak Tom lagi siap-siap ngadepi Opung," ungkap Cak Imin.

Dua Menteri, Luhut dan Bahlil Keroyok Cak Imin dan Tom Lembong

Sebelumnya, Luhut terang-terangan mengkritik Tom Lembong. Pertama, soal pernyataan produksi Tesla di China tidak memakai nikel sebagai bahan baku kendaraan listrik. Luhut membantah Tesla sudah tidak menggunakan nikel dan 100 persen menggunakan lithium ferro phosphate (LFP) untuk mobil listrik. Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk itu, kata dia, masih menggunakan nikel untuk baterai kendaraan listriknya.

“Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP atau lithium ferro phosphate untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap gunakan nickel based baterai. Jadi seperti suplai nickel based baterai itu dilakukan oleh LG Korea Selatan untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai,” ujar Luhut.

Kemudian soal kritik Tom Lembong yang menyebut harga nikel ambles, Luhut mengingatkan bagaimana tren harga nikel dalam 10 tahun. Luhut mencatat, dalam 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia di kisaran USD 15.000, bahkan pada periode 2014-2019 ketika Indonesia mulai mencanangkan hilirisasi harga nikel hanya sekitar USD 12.000.

Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya

"Jadi saya tidak mengerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti ini. Bagaimana Anda memberikan advice bohong calon pemimpin yang anda dukung. saya sedih lihat ada," kata Luhut.

Sementara itu, Bahlil Lahadalia juga mengatakan Tom Lembong berhalusinasi tinggi saat mengkritik IKN kurang investasi. "Sahabat saya ini kadang-kadang halusinasinya tingkat tinggi. Pertama saya katakan bahwa total rancangan investasi di IKN itu kurang lebih Rp 500 triliun. Di mana kebijakan negara 20 persen dari APBN. Berapa 20 persen, kalau itu Rp 500 triliun berarti Rp 100 triliun. Kalau Rp 400 triliun berarti Rp 80 triliun," tuturnya.

Menurut Bahlil, investasi sebesar itu tidak sekaligus langsung diguyur ke IKN. Paling tidak butuh waktu 10-20 tahun paling cepat untuk merealisasikan semuanya. Sementara, untuk menjawab kritik soal realisasi investasi di IKN, Bahlil mengatakan hal itu bisa dicek sendiri progres pembangunan di IKN sekarang.

Tambang Dinilai 'Mudharat', Kita Adu Data, Biar Masyarakat yang Menilai

Menanggapi hal itu, Tom Lembong menyebutkan, pihaknya siap adu data menanggapi setiap poin yang dilontarkan Luhut dan Bahlil.  Di sisi lain, menurut dia, ini baik bagi masyarakat dengan mengetahui data-data yang dipaparkan oleh setiap pihak yang berseberangan tersebut.

Baca Juga: Lelang Rubicon Mario Dandy, Diumumkan Jumat Hari Ini

"Saya kira sudah kita mulai tanggapi satu per satu. Ini positif bagi publik, kita adu data, kita adu analisa, dan nanti biar masyarakat yang bisa menilai," kata Tom Lembong.

Sementara itu, Cak Imin menyatakan bahwa hilirisasi yang dilakukan selama ini cenderung mendatangkan "mudarat" dibanding "maslahat." Cak Imin mengatakan akan membandingkan antara manfaat dan keburukan dari adanya tambang tersebut dan tidak sesuai prinsip pembangunan berkeadilan.

"Berbagai kerusakan terus dilakukan. Bagaimana kita saksikan rusaknya alam raya kita karena kerakusan segelintir orang. Betul? Saya hari-hari ini mau ketemu Pak Luhut. Katanya mau adu data. Mau adu data apakah benar jumlah tambang-tambang kita maslahat dan mudharatnya nggak imbang," ungkap Cak Imin masih dalam sambutannya.

"Ngerti maslahat atau mudarat ndak? Jangan-jangan Opung nggak ngerti. Maslahat itu kemanfaatan, kemaslahatannya. Mudarat itu bahayanya. AMIN bertekad pembangunan yang benar adalah pembangunan yang maslahah, bukan pembangunan yang mudarat," lanjutnya. ygy-09/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU