Home / Opini : Jumat Berkah

Sepulang Haji, Mesti Makin Sabar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 20 Jun 2024 20:23 WIB

Sepulang Haji, Mesti Makin Sabar

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Saat saya pulang haji, sebelum masuk rumah, mengerjakan salat dua rakaat di Masjid terdekat. Lalu berdoa dan bersyukur kepada Allah SWT.

Itu dinamakan salat sunah safar sebanyak dua rakaat.

Baca Juga: Haji Mabrur, Banyak Dzikir dan Doa

Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 3 turut menyebutkan beberapa sunnah setelah pulang haji yang patut diperhatikan oleh umat muslim.

Mengutip dari buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, kita dianjurkan menyegerakan pulang setelah ibadah haji .

Juga memberi kabar kepada keluarga.

Hal ini agar mereka tidak terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba.

Dan yang utama, setelah pulang haji, sepatutnya seorang muslim berperilaku lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ini salah satu tanda diterimanya ibadah hajinya selayaknya pula kebaikan dirinya terus meningkat.

Itu dinamakan ia telah memiliki sifat ifsya'us salam atau senantiasa menebarkan kedamaian. Disitu ada tanda haji mabrur yaitu selalu menebar kebaikan.

Ini saya peroleh dari istilah "mabrur" yang berasal dari bahasa Arab yang berarti diterima atau diterima dengan baik.

Oleh karena itu, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT.

Predikat haji mabrur iman dan takwanya lebih tinggi, sikap dan perilakunya lebih baik dari pada sebelum melaksanakan ibadah haji.

Dan ia menjadi teladan dalam kehidupan masyarakat.

Dan kata kiai saya, jika ibadah hajinya tidak bercampur dengan dosa (syirik dan maksiat), maka balasannya adalah surga.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Nabi Ibrahim, Sosok Rasional Pencari Kebenaran

Pertanyaannya, mudahkah seorang haji menghiasi diri dengan amal kebaikan dan berkontribusi dan memiliki kepedulian sosial.?

Godaan terbanyak nelakukan maksiat. Ini merupakan salah satu ciri-ciri haji yang tidak mabrur.

Maksiat adalah segala perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Melakukan maksiat dapat mengurangi pahala haji, bahkan dapat membuat haji tidak mabrur.

Saya catat ada berbagai macam maksiat yaitu berzina

Mencuri, membunuh, mengonsumsi makanan atau minuman yang haram, Berjudi sampai Menggunjing atau memfitnah orang lain.

Maksiat-maksiat tersebut dapat dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Namun, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, maksiat dapat mengurangi pahala haji.

Hal ini karena haji adalah ibadah yang membutuhkan kekhusyukan dan ketenangan.

Baca Juga: Idhul Adha, Kisah Kekasih Allah

Apalagi mengganggu orang lain, maka kekhusyukan hajinya akan berkurang dan pahalanya pun akan berkurang.

Oleh karena itu, sangat penting bagi jamaah haji untuk menghindari segala bentuk gangguan terhadap orang lain. Jamaah haji harus selalu bersikap sabar, toleran, dan saling menghormati. Dengan demikian, ibadah haji dapat berjalan dengan lancar dan mabrur.

Tidak bersabar, menurut kiai saya merupakan salah satu ciri-ciri haji yang tidak mabrur.

Mengingat, haji adalah ibadah yang membutuhkan kesabaran. Maklum, banyak sekali rukun dan wajib haji yang harus dikerjakan. Jika jamaah haji tidak bersabar, maka ia akan kesulitan dalam melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar. ([email protected])

 

Oleh:

Hj Lordna Putri

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU