Pemkab Sumenep Siapkan Strategi untuk Stabilkan Harga Bapok

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 05 Jul 2023 11:49 WIB

Pemkab Sumenep Siapkan Strategi untuk Stabilkan Harga Bapok

i

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi. Foto: Pemkab Sumenep.

SURABAYAPAGI.COM, Sumenep - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, berkomitmen untuk terus menjaga harga kebutuhan pokok tetap stabil dalam berbagai kondisi. Pasalnya, harga kebutuhan pokok di sejumlah daerah terus merangkak naik akhir-akhir ini sehingga dapat membebani masyarakat.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi mengatakan bahwa Pemkab Sumenep menyiapkan dua strategi untuk menekan harga kebutuhan pokok. Salah satunya yakni melakukan pemantauan pergerakan harga sembako di dua pasar induk yakni pasar Anom Baru dan Pasar Bangkal.

Baca Juga: Pelapor Tanah Kas Desa di Sumenep, Janji Ungkap Kasus Lebih Besar dengan Pelaku Sama

Jika terjadi kenaikan harga, pemerintah daerah langsung melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga.

“Ada tim yang bertugas memantau pergerakan harga kebutuhan di pasar dan kami juga melakukan operasi pasar saat harga mulai merangkak naik,” kata Fauzi, Selasa (4/7/2023).

Menurutnya, Pemkab telah berhasil menekan gejolak harga-harga kebutuhan pokok. Beberapa kebutuhan pokok cenderung mengalami penurunan sehingga membuat deflasi Kabupaten Sumenep pada bulan Juni 2023 ini menjadi yang terbesar se-Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang bulan Juni 2023 ini, terdapat 12 kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami deflasi. Adapun Kabupaten Sumenep mengalami deflasi paling besar yakni sebesar 0,42 persen.

Baca Juga: Pemkab Sumenep Gelar Festival Led Lebaran Hari Ketupat 2024 di Pantai Lombang Sumenep

“Untuk mencapai Kabupaten Sumenep mengalami deflasi paling dalam, sebesar 0,42 persen. Tim secara rutin, tim dua kali dalam seminggu mengecek harga kebutuhan barang pokok. Tim mencari tahu apa penyebab barang mahal dan kami mencari solusinya,” ujarnya.

Di samping itu, Kepala BPS Kabupaten Sumenep Ribut Hadi Candra mengatakan, inflasi di Sumenep pada Juni 2023 mengalami penurunan. Selain membuat deflasi terbesar se-Indonesia, strategi yang dilakukan Pemkab Sumenep juga dinilai mampu menurunkan inflasi di Kabupaten Sumenep.

“Pada bulan Mei, angka inflasinya mencapai 5,44 persen, pada bulan Juni angkanya berhasil turun, menjadi 4,53 persen,” ujar Candra.

Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Himbau Warga tak Stok Bahan Pangan Berlebih

Candra menyebut, deflasi di Kabupaten Sumenep dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas makanan seperti tongkol yang diawetkan, ayam hidup, bayam, bawang merah, beras, udang basah, dan sawi hijau.

“Dari data tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu memengaruhi pergerakan harga di Sumenep, dan pada gilirannya berdampak pada deflasi di periode tersebut,” jelasnya. smn

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU