Home / Opini : Analisis Politik

Kaesang, Ketum PSI Instan, Ditunggu Program Instannya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 26 Sep 2023 21:13 WIB

Kaesang, Ketum PSI Instan, Ditunggu Program Instannya

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kaesang Pangarep ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat Kopdarnas PSI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023). Dalam acara ini PSI mengumumkan Kaesang Pangarep, Ketum PSI.

"Terima kasih yang amat sangat, dalam pula. Selain diterima menjadi anggota, saya pun didaulat menjadi nakhoda bagi bahtera bernama PSI," kata Kaesang saat Kopdarnas PSI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).

Baca Juga: Budi Said, Dituding Mafia Tanah, Apa Iya??

Putra Presiden Joko Widodo ini menjadi Ketum PSI menggantikan Giring Ganesha yang kini sebagai Anggota Dewan Pembina PSI. Kaesang menyebut PSI sebagai kapal besar yang berlayar.

"Kalau disebut kapal besar ya, tapi kita akan menuju ke sana," ujar Kaesang.

Ia bertanya, ceruk elektoral mana yang akan kita sasar? "Pemilih PSI itu jelas yaitu para nasionalis muda dan nasionalis berjiwa muda. Mereka kaum nasionalis yang bosan dengan praktik korupsi dan diskriminasi. Mereka masyarakat yang bosan dengan istilah yang hanya kata-kata saja," kata Kesang.

Kata-katanya style anak muda. Banyak gunakan narasi bisnis ketimbang jargon politik.

Bagi saya, Kaesang fenomena baru dipanggung politik nasional. Apa tekadnya, tahun 2024, ada wakil PSI di Senayan ? Mari kita tunggu.

 

***

 

Catatan jurnalistik saya, Kaesang menahkodai kapal dari nol. Tampilnya sebagai Ketua Umum parpol, sungguh instan. Sehari diterima anggota PSI. Malamnya ada rumor bakal ganti Giring. Sehari kemudian terealisasi. Saya tak mendengar ada invisible hand yang cawe-cawe, colek Grace Natalia, mengkatrol dari anggota biasa langsung ke pucuk pimpinan parpol? Saat ini, PSI sudah terbranding partainya anak muda?

Survei Litbang Kompas pada periode Agustus 2023, PSI, diprediksi pemilu 2024 hanya memperoleh suara di bawah satu persen. Sama dengan Partai Garuda, Gelora, Partai Ummat, PBB, dan Partai Buruh.

 

***

 

Apakah Kaesang, bisa disebut tipe orang bermulut besar? Bisa juga.

Anak bungsu Presiden Jokowi, baru kali ini masuk parpol. Tapi sudah banyak bicara dan mengobral janji. Apakah ini kesombongan anak muda berharta Rp 92 miliar?.

Bisa juga Kaesang dianggap politisi "bau kencur" punya optimistis dan penuh harapan.

Istilah "anak bau kencur" oleh orang Jawa, digunakan sebagai istilah anak yang masih kecil atau belum dewasa karena masih bau kencur.

Kaesang, yang masih berusia 28 tahun, masih masuk generasi muda. Ia tak menyukai dunia hedonis . Kini, ia tidak menunjukan sikap alergi menjauhi dunia politik. Gejalanya, ia berada dalam fenomena peningkatan orang-orang muda yang merambah dunia politik.

Apakah otomatis, putra bungsu Jokowi ini akan mencalonkan diri di jabatan-jabatan publik. Tampaknya kesana. Satu tahun ini ia dieluhkan akan maju pilkada kota Depok 2024.

 

***

 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.

Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih muda mencapai 106.358.447 jiwa. Rinciannya, pemilih berusia 17 tahun sebanyak 0,003 persen atau sekitar 6 ribu jiwa.

Tercatat, jumlah pemilih pemula di Pemilu 2024 nanti tergolong tinggi. Dan kategori pemilih pemula umumnya berusia belasan hingga 20-an tahun.

Apakah pemilih pemula yang akan disasar PSI?

Baca Juga: Jual-beli Opini WTP, BPK Minta Rp 40 M

Apa prestasi PSI di publik? Kini jelang pemilu 2024, Kaesang, nahkoda kapal belum besar, mesti meraih suara, khususnya dukungan dari pemilih muda (Gen Z). Maklum, suara yang saya serap, pemilihan umum legislatif bukan hanya sekedar ajang untuk memperoleh suara, tetapi juga menjadi ajang untuk memperjuangkan kepentingan generasi muda dan memberikan kontribusi positif bagi perpolitikan nasional. Oleh karena itu, Kaesang mesti tunjukan strategi tepat dan relevan dengan aspirasi masyarakat

Pemilih muda. Ini strategi yang memiliki kepentingan dengan pemilih di usia lainnya. Oleh karena itu, sebagai Ketum instan partai gurem mesti memahami isu-isu penting bagi pemilih muda, seperti pekerjaan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan lainnya.

Ketum 'instan' PSI bisa menawarkan solusi konkrit program untuk masalah-masalah ini dan menunjukkan bagaimana dirinya memperjuangkan isu-isu itu.

Ingat! pemilih di generasi lebih muda cenderung lebih aktif di media sosial daripada pemilih di usia lanjut. Oleh karena itu, Kaesang, saran saya mesti bisa lebih aktif di media sosial dan menggunakan platform seperti Twitter, Instagram, dan Facebook untuk berkomunikasi dengan pemilih muda.

Saya ingatkan produser Jakarta Melayu Festival Geisz Chalifah, pernah sesumbar pendukung Anies Baswedan tidak membutuhkan dukungan dari PSI.

Geisz, juru bicara Anies mengatakan PSI tak punya prestasi. Bahkan, menurutnya mereka tidak memiliki program yang menonjol.

Dia juga menyindir Ketua Umumnya PSI, Giring Ganesha. Ia mengatakan Giring pernah di Drop Out dari kampus sebanyak dua kali.

"PSI adalah partai yang tidak punya kemampuan apa pun. Hanya program kosong saja. Apa yang mereka lakukan sebagai partai? Kita tak pernah tahu, kecuali ketololan ketua umumnya yang DO 2 kali, Giring," katanya.

Sebelumnya, Grace Natalie menegaskan PSI tidak bakal mendukung Anies Baswedan sebagai capres pada pertarungan politik 2024 mendatang.

 

***

 

Dalam UU Nomor 7 Tahun 2017, untuk bisa mendapatkan kursi di Senayan, partai politik harus memenuhi ambang batas parlemen sebanyak 4 persen dari jumlah suara. Hal ini diatur dalam Pasal 414 ayat 1.

Sesudah partai memenuhi ambang batas parlemen, langkah selanjutnya adalah menggunakan metode Sainte Lague untuk mengkonversi suara menjadi kursi di DPR.

Baca Juga: Resiko Pejabat Bea Cukai Berkongsi

Hal itu tertera dalam Pasal 415 (2), yaitu setiap partai politik yang memenuhi ambang batas akan dibagi dengan bilangan pembagi 1 yang diikuti secara berurutan dengan bilangan ganjil 3, 5, 7 dan seterusnya.

Ada cara menghitung apabila dalam satu daerah pemilihan (dapil) tersedia 6 kursi.

1. Partai A mendapat total 24.000 suara

2. Partai B mendapat 15.000 suara

3. Partai C mendapat 9.000 suara

4. Partai D mendapat 5.000 suara

Untuk menentukan kursi pertama, masing-masing partai akan dibagi dengan angka 1.

1. Partai A 24.000/1 = 24.000

2. Partai B 15.000/1 = 15.000

3. Partai C 9.000/1 = 9.000

4. Partai D 5.000//1 = 5.000

Dengan hasil pembagian itu, maka yang mendapatkan kursi pertama di dapil tersebut adalah Partai A dengan jumlah 24.000 suara. Tidak mudah!

Para bakal calon legislatif khususnya yang ingin bertarung di DPR RI, harus bekerja serba ekstra. Karena, persaingan bakal calon legislatif untuk menjadi wakil rakyat kini semakin sengit.

Perebutan dukungan suara, tak hanya antara caleg beda partai, tetapi dari antar caleg sesama partai. Sudahkah perhitungan ini dikalkulasi Kaesang? PBB, Hanura dan Perindo, yang lebih "senior" dari PSI, juga belum meraih kursi di Senayan. Kita tunggu strategi, jurus dan program Kaesang, agar tak dicap Ketua Umum PSI instan yang "bermulut besar". ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU